Destiny?

4.4K 460 32
                                    

Ia bertemu rentenir itu lagi, si lelaki arogan yang dengan lancang mengambil barang barangnya.

Lelaki yang sekarang sedang berdiri didepannya dan menatapnya rendah.

Mina tahu jelas apa yang ada dipikiran lelaki itu sekarang, cukup dengan mendengar nada suaranya tadi. Sangat jelas.

Mina mengutuk dirinya. Seandainya ia bisa melindungi dirinya sendiri saat lelaki hidung belang -yang mengiranya wanita bayaran- tadi menariknya, ia tak perlu berhadapan dengan pria ini.

Sungguh, hari ini sudah berapa kesialan yang menghampirinya?

"Uang yang kau pinjam, kami dapat dengan susah payah." Lelaki didepannya membuka suara lagi, "Jangan kau kembalikan dengan uang hasil jual diri."

Kembali, nada arogan itu terdengar. Mina muak, saat ini ia benar benar merasa direndahkan.

Siapa yang mau menjual diri? Kenapa lelaki ini sok tahu sekali?

"Aku permisi." Mina membungkukkan kepalanya sedikit, tetap menjaga kesopanannya, sebelum berjalan cepat melewati tubuh tegap Jimin. Berada dekat dengan mulut pedas si tuan arogan membuatnya sakit kepala.

Sebuah tangan dengan lancang mencekal tangannya tiba tiba, membuat mina menoleh enggan.

"Daripada kau mencari uang disini-"

Jimin membentuk seringai di wajahnya, membuat Mina makin menatapnya tak suka.

"-Bagaimana kalau kau bayar langsung dengan tubuhmu, untukku, hm?"

Sial.

Sial. Sial.

Saat itu juga, Mina merasa darahnya naik dan mendidih tepat di atas kepalanya. Lelaki ini brengsek, sangat. Bahkan lebih dari paman hidung belang tadi.

PLAK!

"Yya!" Mata Jimin membola, tangannya memegang pipi kirinya yang kini memerah dan memanas. Perempuan didepannya menepis tangannya kasar sebelum melayangkan tamparan itu ke pipinya.

PLAK!

Saat hendak melayangkan protes kembali, satu tamparan ia terima di pipi kanannya. Kali ini kedua pipinya terasa panas.

"Apa yang kau-"

"Tuan." Suara dingin itu menyahut pelan, keluar dengan sarat akan amarah yang sebisa mungkin ditahan. "Cobalah untuk tidak berlaku rendah di depan wanita. Kau tahu-"

Mina menarik nafasnya kasar.

"Tidak semua wanita disini serendah yang kau bayangkan."

Dan dengan itu, sebelum Jimin dapat mencerna kata katanya, Mina membalikkan tubuhnya kembali. Meninggalkan lelaki yang menurutnya sudah terlalu sombong saat ini. Saat ini bahkan ia merasa, bernafas dalam satu udara yang sama dengan Jimin saja membuatnya ingin mengamuk.

Ia harus membayar hutangnya secepat mungkin.

Harus.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Jimin mengacak surai gelapnya, kasar. Kutukan apa yang ia dapat, hingga wajahnya ditampar dua kali oleh perempuan yang berhutang banyak padanya?

Gadis itu bahkan tak berterima kasih atas apa yang jimin lakukan pada si lelaki hidung belang yang menggangunya.

"Lihat pipimu-"

Oh, dan jangan lupakan Namjoon yang saat ini tengah terbahak melihat pipi jimin yang terlihat sedikit memar.

"-Kau semakin tampan kau tahu?" Sekali lagi, ia terbahak keras.

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang