BONUS CHAPTER

3.7K 279 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅡThis chapter contains smutㅡ

"Appa kan sudah janji padaku!!"

Suara Hae Ri lagi lagi terdengar, kali ini sedikit lebih meninggi di akhir. Kedua lengannya terlipat didepan dada dan alisnya bertaut marah.

"Tidak sekarang, Hae Ri." Mina menghela nafasnya untuk kesekian kali. Tangannya masih mengaduk adonan yang ada diloyang didepannya. "Lagipula, kenapa kau tak menagih pada ayahmu saja, hm?"

Kepala putri tunggalnya itu menggeleng keras dan membuat Mina semakin pening. Hae Ri sudah semakin besar, duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar sama sekali tak membuatnya bertambah dewasa.

Gadis itu suka memaksa, sama seperti ayahnya. Apalagi disaat seperti ini. Hae Ri sedang merajuk karena liburannya yang menjadi sepi sementara teman temannya berlibur keluar kota. Hae Ri pun ingat bahwa Jimin pernah menjanjikan adik kembar untuknya dua tahun lalu, if everyone remembers.

Hae Ri tak pernah lupa, sama sekali. Seperti yang Mina utarakan; sekali dijanjikan, Hae Ri tak akan berhenti menagihnya sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

Mina diam diam mengutuk janji yang suaminya berikan pada Hae Ri sebelum mereka menikah tersebut. Seenaknya menjanjikan adik untuk Hae Ri, kembar pula. Sementara dirinya dan Mina sama sama sibuknya dihari selain hari Minggu.

"Mandilah dulu, sayang. Nanti Hae Ri bicara langsung pada Appa, oke?"

Sekali lagi, Mina mencoba membujuk putrinya setelah melihat jam didinding yang sudah menunjukkan pukul 6 sore; sebentar lagi waktunya Jimin pulang dan Mina harus segera menyiapkan makan malam.

"Dingin, eomma." Hae Ri mengeluh seraya duduk di kursi dekat pintu dapur. "Diluar sedang turun salju, aku tak mau mandi. Dingin sekali."

"Ada pemanas, Hae Ri. Ayolah, berhenti menjadi anak yang manja, hm?" Mina sebisa mungkin memelankan dan menyabarkan nada suaranya. Hae Ri benar benar mengujinya jika sudah merengek begini.

Segera setelah mencuci tangannya, Mina menghampiri Hae Ri yang tengah merajuk dan mengelus puncak kepalanya pelan, berharap Hae Ri akan sedikit lebih dewasa jika ia melakukan ini. "Sebentar lagi appa pulang dan kita bisa makan bersama. Apa yang ingin Hae Ri makan untuk makan malam?"

Cemberut yang ada di bibir Hae Ri sedikit berkurang ketika ibunya berujar demikian, digantikan dengan kerutan didahi yang menandakan ia sedang berpikir. "Apa kita bisa makan daging sapi lada?" Kedua mata Hae Ri mengerjap lucu.

Senyum mengembang diwajah Mina ketika ia mengangguk. Cara ini memang tergolong ampuh untuk menghentikan gerakan-merajuk ala Hae Ri.

Selepas Hae Ri pergi ke lantai atas, Mina segera membereskan kegiatan membuat adonan kue yang resepnya baru ia coba hari ini, sebelum mengambil bahan bahan makanan dikulkas dan mulai memasak untuk makan malam keluarganya. Menu yang dibuat, sama seperti permintaan Hae Ri barusan. Mina cukup yakin Jimin akan menyukai menu itu; Jimin selalu menyukai masakannya dan tidak pernah protes.

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang