Tangan gadis itu sedikit bergetar, mencoba untuk tak terkejut dengan hasil yang akan ia dapat nanti. Menarik nafas dalam dalam, ia membuka kotak kertas pembungkus alat panjang dengan warna biru tersebut. Sedikit berdebar, antara mau dan tidak, ia meletakkannya tepat dibawahnya, tepat ketika urinenya mengalir turun.
Tepat seperti yang tertera pada petunjuk penggunaan alat tes kehamilan tersebut.
Sudah sekitar seminggu, Mina merasa perutnya tak enak. Ditambah lagi, jadwal bulanannya yang sepertinya kali ini akan datang terlambat.
Ia mencoba berpikir positif, namun bayang bayang bagaimana Jimin mengisinya saat itu, sedikit membuat Mina cemas.
Memang cuma sekali, tapi bagaimana jika hal itu benar benar terjadi?
Bagaimana jika ia benar benar hamil?
Mina bahkan belum bisa membayangkannya. Katakan saja rasa cemasnya berlebihan, namun Mina merasa sedikit terlalu muda untuk menjadi ibu.
Lima menit, waktu yang dibutuhkan hingga hasil testpack itu keluar.
Dengan dada yang berdebar kelewat kencang, Mina menutup matanya sembari mencoba mengintip sedikit untuk sekedar melihat garis pendeteksi yang berada ditengah testpack tersebut.
Ah, akhirnya.
Akhirnya ia bisa bernafas lega.
Satu garis, hasil yang negatif, bukan?
**
Jimin tak bisa untuk tak tersenyum pagi ini. Matanya menatap kedua tiket yang ia genggam dengan binar senang.
Seulgi sempat merencanakan pergi ke Lotte World bersama Jong In sore nanti, katanya. Namun karena suaminya itu harus pergi mengurus sesuatu di Jepang sejak kemarin, dengan terpaksa ia memberi tiket yang sudah ia beli kepada seseorang. Seulgi lebih tak rela apabila tiket itu hangus tanpa digunakan.
Jari jari lelaki park itu dengan cepat mengirim pesan pada gadisnya, sementara tangan kirinya sibuk mengeringkan rambut basahnya yang barusan selesai ia cuci.
Pukul 11:30 pagi, Mina tak mungkin masih tidur kan? Setidaknya Jimin bisa mengajak gadis itu makan siang diluar sebelum melanjutkan kencan mereka di Lotte World dengan tiket gratis yang Jimin berhasil dapatkan.
Lima menit terlewat, dan sama sekali tak ada balasan dari Mina hingga membuat kekasihnya mulai tak sabar. Pada akhinya, ia memang harus menelepon Mina.
"Kenapa lama sekali mengangkat teleponmu?" Adalah hal pertama yang ia ucapkan begitu teleponnya dengan Mina tersambung.
"Aku—sedang sibuk barusan. Ada apa?"
"Kau tidak sibuk kan hari ini?"
Terdiam sebentar, sebelum akhirnya terdengar jawaban.
"Tidak, kenapa?"
"Call. Bersiap siaplah, aku akan ada dirumahmu setengah jam lagi."
Dan setelahnya, Jimin mengulum senyumnya ketika mendengar dengusan kecil dari seberang sana. Ia tahu, Mina pasti menggerutu karena Jimin berkata seenaknya.
Meski begitu, sedikit banyak Jimin dapat membayangkan wajah senang gadisnya ketika ia akhirnya akan membawa gadis itu ke Lotte World, dengan tiket gratisnya, tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction