Farewell

3K 343 160
                                    

Pelukan itu masih sedikit erat, membuat Seulgi sejenak meringis karena nyeri yang makin terasa di sekujur tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pelukan itu masih sedikit erat, membuat Seulgi sejenak meringis karena nyeri yang makin terasa di sekujur tubuhnya. Ia bernafas lega, paada akhirnya, ketika si lelaki Park melepas pelukan.

"Kenapa kau tak minta pertolongan padaku, Noona..?" Suara Jimin bergetar, "Kau sudah seperti saudara bagiku dan Namjoon hyung. Ia mencintaimu, dan aku pun mencintaimu. Aku sungguh ingin melindungimu. Tak bisakah bertumpu pada kami?"

Suara Jimin terdengar parau sekaligus lega, beban di hatinya bagaikan telah dibuang pergi ketika tahu bahwa Seulgi telah sepenuhnya sadar.

"Kenapa hanya Mina yang tahu semuanya?" Jimin bergumam, matanya menatap Seulgi dengan alis bertaut.

"Kalau kau dan Namjoon yang kuberi tahu, kujamin kalian akan langsung menghajar suamiku habis habisan." Tersenyum miris, kini Seulgi menutup matanya sejenak sebelum menerawang dan berujar pelan. "Dan pada akhirnya ia tak memberitahu kalian sama sekali, sepertinya paksaanku waktu itu benar benar Mina lakukan."

Rasa bersalah mulai bergumul didalam hati Jimin, berkumpul menjadi memori saat ia membentak Mina secara refleks beberapa saat lalu.

"Kau memaksanya untuk—apa?"

"Tidak memberi tahu kalian." Seulgi menyahut, "Tapi sekarang, biar dia yang jadi saksi pengadilan. Aku—cukup lelah dengan Jong In."

Bibirnya gemeletuk menahan tangis yang Jimin paham sebentar lagi pecah, Seulgi sudah banyak tersiksa. "Kalian belum bisa menangkapnya, pasti?"

Gelengan pelan Jimin layangkan, meski pikirannya entah kemana. Rasa bersalah menghantamnya habis habisan hingga ia memutuskan untuk melangkah pergi sejenak dari ruangan Seulgi seraya melihat ke sekeliling koridor yang lengang.

Mina tak ada, dimana dia? Seingat Jimin, Mina mengikutinya dibelakang saat berjalan.

Tangan Jimin meraih ponsel dari saku sebelum menghubungi nomor ponsel milik Mina. Awalnya tidak ada jawaban. Namun tak lama setelahnya, sebuah suara menyapa pendengaran Jimin.

"Ada apa, Jimin?"

Lelaki Park itu bernafas lega, sempat terlintas suatu perasaan aneh di hatinya yang entah perasaan apa itu. Sebersit rasa, bahwa Jimin akan kehilangan Mina untuk selamanya.

Entahlah—?

"Kau tidak membesuk Seulgi Noona?"

Untuk sejenak tak ada sahutan dari seberang, Mina tak membuat suara dalam beberapa detik.

"Ayahku barusan menelepon, katanya ada urusan mendadak di Mokpo, dan aku harus datang." Mina terkekeh sejenak, "Seulgi unnie sudah sadar, bukan? Sampaikan salamku padanya."

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang