Think

3.2K 347 93
                                    

Ringisan kecil keluar dari si gadis berkuncir dua itu ketika tangan pria bersurai coklat terang dihadapannya mengobati luka di lutut dengan telaten, sementara tangannya masih menggenggam satu cone eskrim pembelian lelaki tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ringisan kecil keluar dari si gadis berkuncir dua itu ketika tangan pria bersurai coklat terang dihadapannya mengobati luka di lutut dengan telaten, sementara tangannya masih menggenggam satu cone eskrim pembelian lelaki tersebut. Meski sedikit merasa perih, lidahnya masih sesekali menjilat eskrim yang ia genggam; seolah tak terganggu dengan rasa perih sedikitpun.

Hae Ri tak berhenti memandangi Jimin, menunggu hingga lelaki Park itu mendongakkan kepala dan menatapnya dengan ramah. "Sudah selesai." Satu colekan diberikan tepat diujung hidung Hae Ri, "Lecet sedikit, Hae Ri gadis yang kuat, bukan?"

Anggukan kecil terlihat, wajah putri kecil Mina terlihat senang. Berkebalikan dengan apa yang ibunya tengah rasakan.

"Terima kasih, Ahjussi!" Hae Ri menyahut riang sebelum menoleh ke arah Mina karena genggaman ditangan kecilnya. "Hae Ri bisa berjalan? Mau eomma gendong?"

"Apa kita harus pulang sekarang?" Sedikit bertanya, dan sedikit merajuk. Mina dapat melihat raut kekecewaan saat ia mengangguk mengiyakan pertanyaan Hae Ri.

"Tapi aku ingin makan eskrim dengan ahjussi—"

Genggaman Mina ditangan gadis kecilnya sedikit lebih keras, "Sudah berapa kali eomma katakan, kau tidak seharusnya menerima pemberian orang asing, bukan?"

Tepat saat kata kata itu selesai diucapkan, Jimin merasa ada sesuatu yang menusuk ulu hatinya dengan begitu keras. Bagaimana bisa Mina mengatakan pada anaknya sendiri bahwa ia adalah orang asing?

"Setidaknya biarkan dia menghabiskan eskrimnya, Mina." Meski sakitnya terlalu pedih, beruntunglah Jimin karena ia masih sanggup mengatur nada bicaranya. Lelaki itu bangun dari posisi setengah berjongkoknya, sebelum duduk tepat disebelah Hae Ri. "Setelah Hae Ri selesai makan, kau bisa membawanya pulang."

Mina hanya terdiam tanpa niat membalas perkataan Jimin, tak peduli seberapapun lelaki itu mengalunkan kata katanya dengan lembut. Mina tak akan tertipu lagi. Ia bersumpah akan menutup hati sebelum Jimin membukanya kembali.

Mina pada akhirnya membiarkan Hae Ri kembali menikmati eskrimnya dan melepaskan genggaman tangan pada anak kecil tersebut. Matanya tertuju ke depan, meski dalam diam ia merasakan pandangan Jimin mulai menatapnya dari samping; dengan sangat intens.

Gadis itu telah banyak berubah, Jimin membatin.

Gadisnya.

Wanitanya—

Yang dulu selalu Jimin rindukan—

Yang bertahun tahun membuat Jimin kehilangan nafasnya untuk sesaat.

Bahkan hingga saat ini, saat dimana Jimin akhirnya dapat bernafas dengan lega.

Mina masih cantik dan menawan, meskipun rambutnya kini terlihat lebih pendek. Tubuhnya sedikit lebih kurus, meski begitu tak ada satu inchi pun bagian dari Mina yang tak menarik bagi Jimin.

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang