Falling.

3.7K 396 41
                                    

Jimin masih tak mengedipkan matanya sedikitpun, pandangannya belum bisa beralih dari gadis didepannya.

Sementara Mina, sedikit mengatur nafas, menyelesaikan gerakannya.

Sebenarnya ia sangat malas melihat wajah Jimin saat ini, namun karena lelaki itu tidak mengatakan apapun, Mina memutuskan untuk mendongakkan kepalanya, menatap Jimin.

"Jangan menatapku dengan pandangan mesum begitu." Desis Mina, ia sedikit memutar tubuhnya, mencoba menghindari pandangan Jimin.

Suara Mina membuat si arogan tersentak, matanya berkedip, mencoba mengembalikan kesadaran diri atas apa yang ia lihat.

Seumur hidupnya, Jimin belum pernah melihat ballet seindah itu.

Dan biasanya, ia tidak menyukai musik klasik.

Namun gadis ini merubah persepsi nya.

"Kau tahu," Jimin berdehem, "Aku harus lebih sering memanggilmu kemari."

Mina bergidik melihat seringaiannya, lalu seolah teringat sesuatu, ia menyodorkan telapak tangan kanannya ke arah Jimin yang berjarak sekitar 10 langkah dari tempatnya sekarang.

"Mana tanda terima cicilan hutangnya?"

Jimin tersenyum simpul, sikunya ditempelkan di atas meja, dan ia menopang dagunya dengan punggung tangannya. Matanya masih menatap Mina, lekat.

"Dan satu lagi, kau tahu,"

Ia mengulangi kata katanya, Mina merasa ini bukan hal baik.

"Ruanganku agak kotor, bisa membantuku membersihkan? Menari seperti itu terlihat terlalu mudah."

Tuh, benar bukan?

Perkiraan Mina 100% benar. Ia tak akan keluar dari sini dengan bahagia.

Gadis itu memutar bola matanya kesal, kedua tangannya berkacak pinggang.

Laki laki ini benar benar menyebalkan.

"Kau konyol." Mina berjalan sedikit mendekat, ia ingin menunjukkan kalau ia sama sekali tidak takut pada lelaki itu.

"Kau dan permintaanmu. Keduanya konyol."

Kini, tubuhnya berada tepat berdiri di depan meja kerja Jimin. Matanya memicing menatap jimin, sementara tangan Mina masih menengadah, mencoba meminta surat cicilannya.

"Bersihkan dulu ruanganku." Lelaki itu menggeleng, menatap mina dengan santai, bibirnya masih mengulas senyum mempermainkan.

Mina mendengus, rasanya ia menyesal mendekati Jimin. Wajahnya terlihat lebih menyebalkan dari dekat. Meskipun Ia tak bisa memungkiri, Park Jimin, lelaki ini sebenarnya tampanㅡ

Tapi sialnya, wajah tampan itu terlalu arogan.

Jimin mengalihkan pandangannya dari wajah Mina untuk sejenak mengangkat ponselnya yang berdering. Air mukanya mendadak berubah saat melihat nama dilayar ponsel.

"Ya, eommoni? "

Oh, rupanya ibunya?

Mina berhenti protes, ia memperhatikan Jimin, menunggu hingga lelaki itu selesai berbicara. Sedangkan yang ditunggu hanya menggumamkan kata kata 'nde' dan 'ya', berulang kali.

Sekitar lima menit, si tampan berhenti menelepon dan meletakkan ponselnya ke atas meja. Wajahnya terlihat tegang dan kaku, membuat gadis didepannya tak angkat bicara lagi. Tangan Jimin bergerak, mengambil sesuatu dari laci.

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang