Serapah lirih keluar dari mulut milik lelaki dengan kaus turtle neck berbalut jas kantor. Kakinya melangkah terhentak bersamaan dengan langkah menuruni tangga perusahaan Park Inc.
Seharusnya, sejak dua hari lalu Jimin bisa langsung pergi ke Jeju untuk menemui siapa yang ingin ditemuinya sejak bertahun tahun lalu; hasrat dan keinginannya sudah terlalu menggebu. Namun rapat perusahaan dan segala hal yang menghambatnya justru datang satu per satu hingga Jimin harus menundanya sampai hari ini.
Lelaki itu masuk kedalam mobil milik keluarganya, dengan satu buah koper berisi baju. Pria Park tersebut ingin cepat cepat menuju Jeju.
Kalau kau ingin menemui Mina untuk kembali menyakitinya atau meminta maaf, lupakan saja.
Kata kata Namjoon terngiang dengan jelas dikepalanya, tak teredam deru mobil yang melaju cepat agar Jimin tak ketinggalan pesawat.
Namjoon selalu punya cara tajam untuk membuat Jimin mengintrospeksi diri sendiri.
Sedikit banyak, andai Namjoon tahu, berbagai perasaan menggerayangi perasaan Park Jimin. Ia takut harapannya tidak menjadi kenyataan. Selama tiga tahun lebih, Jimin tak berhenti berharap bahwa Mina akan memeluknya ketika mereka akhirnya bertemu. Berharap bahwa wanita itu juga masih amat menginginkannya, sama seperti perasaan Jimin pada Mina. Berharap bahwa anaknya tumbuh dengan baik, dan berharap agar Mina belum menjadi milik siapapun.
Untuk kali ini, saja, setelah tiga tahun, bolehkah Jimin meninggikan harapannya sedikit?
**
"Hae ri, eomma sudah bilang berapa kali, jangan ganggu Samchon di toko."
Mina mendecak pelan, tangannya sibuk membersihkan bekas adonan kue yang jatuh berantakan di lantai karena Hae Ri menabraknya ketika sedang bermain sampai dapur.
Yang diomeli hanya menunduk dengan pandangan menyesal. Mata Hae Ri melihat kebawah, tepat ke kedua ujung kakinya; kebiasaan bocah itu kalau sudah dimarahi ibunya.
Air mata di pelupuk matanya nyaris terjatuh saat sang ibu masih mengomel tanpa berhenti membersihkan kekacauan yang ia buat.
"Kau terlalu memarahinya."
Kali ini Sana yang mendecih, sebelum mengambil kain lap dari tangan Mina secara mendadak, "Kenapa tidak mengajaknya pergi keluar? Mungkin Hae Ri hanya bosan?"
"Teman temanku sedang pergi berlibur, tidak bisakah aku bermain dengan eomma atau samchoon?" Hae Ri menyahut, menatap Mina dengan tatapan memelas dan bibir yang dimanyunkan. Ia dengan menunjukkan dengan jelas kalau dirinya merajuk. "Aku bosan."
Hati Mina melunak.
Sebenarnya ia cukup memaklumi kalau Hae Ri bosan, teman teman playgroup maupun teman di tempat latihan baletnya sedang berlibur keluar kota. Belakangan pula, Mina jarang bermain bersama Hae Ri karena kesibukannya dengan resep resep baru di toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction