Mina mematut dirinya sendiri didepan cermin besar didalam ruang ganti gedung pernikahan ternama di Seoul. Berkali kali ia menggigit bibirnya resah, sementara nafas beratnya Mina hela nyaris setiap menit.
"Sudah kukatakan, aku menggemuk."
Sedikit terdengar merengek, ucapan Mina mengundang tawa kecil dari Park Jimin yang sejak tadi dengan sabar memperhatikan calon istrinya tersebut.
"Tak apa." Ia sedikit menyeringai, "Itu tandanya kau bahagia denganku."
"Ini semua gara gara kau."
Wajah cantik Mina terhias rengutan. Setelah sekali lagi mematut dirinya didepan cermin dan memantapkan diri untuk diet ketat hingga dua minggu ke depan, ia meminta bantuan pelayan disana untuk membantunya menutup tirai dan mengganti baju.
"Kau terlalu sering mengajakku makan diluar." Mina mengeluh lagi, kali ini hanya suaranya yang bisa Jimin dengar dari balik tirai yang menutup tempatnya berganti baju.
Ulasan senyum diwajah Jimin belum juga pudar, lelaki itu kemudian mengambil ponselnya yang beberapa kali berbunyi; tanda pesan masuk.
"Aku mengajak Hae Ri saja, kau yang meminta ikut."
Wanita nya mendengus, tak suka. Ia keluar dari ruang gantinya dengan pakaiannya yang biasa dan berjalan mendekati Jimin yang masih belum sadar akan kehadirannya.
Lelaki Park tersebut akhirnya menoleh, mengalihkan atensi nya pada Mina saat ia duduk tepat disamping Jimin.
"Aku gugup," Mina menggigit bibir bawahnya dan mencicit, sementara kedua matanya menatap Jimin dengan sungguh sungguh. "—sangat."
Dan Mina sama sekali bukannya berlebihan.
Dua minggu lagi pesta pernikahan mereka akan diadakan dan Mina sangat gugup. Jimin sempat berkata, persiapan yang matang akan membuat kegugupannya berkurang namun berkebalikan dengan perkataan Jimin, Mina justru merasa semakin gugup dan tak siap.
Jemari Jimin terangkat, meraih helaian poni Mina yang sengaja gadis itu pendekkan karena Jimin menyukainya, katanya. Sembari mengelusnya lembut, Jimin tersenyum. "Aku juga sama gugupnya. Ini pernikahan pertamaku, mana mungkin aku santai santai saja?"
"Kau tak terlihat gugup sama sekali." Lawan bicara Jimin mencibir, lagi.
"Itu karena aku tak mau terlihat gugup didepanmu," Kekehan ringan terdengar, bersamaan dengan senyum menawan yang Jimin lemparkan pada Mina, "Kalau aku juga menunjukkan nya padamu dan kita sama sama gugup, siapa yang akan menenangkan kita bahwa semua akan berjalan lancar dan baik baik saja?"
Dan yah— ucapan Jimin tidak salah.
Calon suaminya benar. Tak mungkin Jimin secara terang terangan menunjukkan rasa gugup dan kekhawatirannya sementara Mina saja sudah segugup ini.
Lengan Mina mengamit lengan milik Jimin, tak ada alasan. Mina hanya perlu memeluk lenganya untuk merasa nyaman. Belakangan, kebiasaan itu yang ia lakukan pada Jimin.
Kebiasaan baru, dan sebenarnya memberi efek yang cukup besar bagi Mina.
Tiap kali mereka bersama mempersiapkan pernikahan mereka, meminta izin pada ayah Mina, hingga ketika Mina meluncurkan menu barunya yang kemudian menjadi best item keluaran Pastry Emporium, Mina selalu melakukan kebiasaan barunya.
Lengan Jimin benar benar membuatnya nyaman, Mina pun bertanya-tanya, sejak kapan Jimin menjadi dapat sangat diandalkan?
"Kau lapar?" Bisikan halus Jimin membuyarkan lamunan sementara milik Mina, sementara ibu jari lelaki tersebut menyusuri punggung tangan Mina dan mengelusnya berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction