Mina bukan gadis murahan, dan cara Jimin memperlakukannya semakin membuat Mina muak.
Ia, lelaki brengsek itu, dia yang merebut ciuman pertama Mina. Dan dengan kurang ajarnya, lelaki itu barusan menciumnya, lagi.
Tangan Mina masih berdengung, jangan tanya kenapa.
Setelah seulgi pergi, ia menampar Jimin dengan keras, untuk kesekian kalinya.
"Jangan menatapku seperti itu"
Jimin menyahut, tangannya sibuk menumpuk berlembar lembar kertas keatas meja kerjanya.
Ia cukup sadar, gadis didepannya masih menatap Jimin tajam sejak kejadian tadi. Bahkan ia dengan sukarela menerima tamparan Mina lagi.
"Kau lelaki kurang ajar" Desis mina, matanya menatap Jimin berang.
"Dan sekarang, lelaki kurang ajar ini menjadi bosmu."
Sial.
Mina hampir saja memukul Jimin lagi saat melihat seringai itu. Menyebalkan, dan darah Mina seakan dipaksa naik ke ubun ubun.
"Kau menyukai gadis itu, atau apa?"
Kali ini, Mina menatapnya sinis tanpa bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya. Ia hanya penasaran, kok. Benar benar hanya karena merasa penasaran.
Mina sendiri sudah tiga kali bertemu Seulgi, dan wajah Jimin tiap bertemu Seulgi membuat Mina ingin tahu. Ia sekarang jadi tahu, Jimin sangat payah dalam menyembunyikan perasaan.
"Siapa? Seulgi?" Jimin menghentikan gerakannya, sebelum menatap Mina.
"Namanya seulgi?"
"Kau tidak perlu tanya." Cetus Jimin cepat, tangannya menunjuk tumpukan kertas yang terlewat banyak diatas meja. "Bawa ini ke ruang rapat. Dalam 10 menit."
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Dasar lelaki sialan.
Gadis itu bersumpah. Kalau bukan karena hutang dan surat perjanjian kerjanya, Mina sudah pergi dari sini sejak tadi. Ia juga tak akan sudi menjadi pesuruh Jimin begini.
Kertas kertas yang diberikan Jimin terlampau banyak, dan itu membuat Mina kesulitan. Bahkan sejak tadi, kakinya sudah terasa pegal.
Ia jadi sedikit menyesal karena memakai heels.
Langkah tertatih Mina terhenti saat sebagian kertas tersebut diambil seorang lelaki bertubuh tinggi. Ia mendecak keras memperhatikan Mina yang sangat jelas kesulitan.
"Jimin menyuruhmu membawa semua ini?"
Mina meringis, raut wajah Namjoon jelas menunjukkan kekesalannya.
"Aku bisa membawanya kok ㅡ"
"Kakimu baru saja cedera kan, beberapa hari lalu?"
Dan dengan itu, Mina terdiam.
Sebenarnya kakinya sudah sembuh dan tak begitu sakit, thanks to what Namjoon did. Tapi Mina tak menyangka Namjoon akan ingat bahwa ia sempat cedera.
Mereka melangkah ke ruang rapat dalam diam, dengan cepat. Setelahnya, mereka sibuk menyusun kertas kertas itu diatas meja rapat. Dan Mina baru akan berterima kasih pada Namjoon saat lelaki itu melayangkan sebuah pertanyaan yang langsung menyita perhatian Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction