Mina berjalan cepat, melewati jalan dipinggir jalan raya itu sembari memasukkan telapak tangannya ke saku jaketnya.
"Myoui-"
Ia mendengar suara itu, dengan sangat jelas. Mina tahu Jimin tengah mengikutinya dari belakang sekarang.
Lelaki sialan itu terus mengikutinya yang bahkan sudah mulai menjauh dari kafenya bekerja. Mood nya sudah cukup hancur seharian dengan kehadiran Jimin, dan sekarang lelaki itu justru mengikutinya?
Dasar tidak sopan.
"Kau menghindariku?" Jimin menyahut lagi, berlari kecil sebelum berhenti tepat didepan tubuh Mina.
Langkah si gadis otomatis terhenti, matanya memicing menatap Jimin.
"Ga." (pergi)
Jimin terkekeh. Penari nya ini masih saja galak.
Tubuhnya bergerak cepat menghalangi Mina yang mencoba melewatinya, membuat kepala wanita itu berada dekat dengan dada Jimin.
Dan kali ini, biarkan Mina mengutuk jantungnya sendiri.
Udara dingin membuat terpaan nafas Jimin terasa panas, menyentuh kulit wajah mina. Wangi khas pria itu menguar,
Aroma Earl Grey dan wangi mint khas ketimun. Aroma parfumnya sangat mencerminkan paras lelaki itu.
Aroma ini pula yang ia cium saat Mina pertama kali bertemu dengannya, juga saat Jimin keluar dari ruangannya setelah melakukan hal tabu itu.
Jangan lupakan kemarin, saat Jimin menyentuh Mina dengan bibir lembutnya.
Mina cukup yakin hidungnya lambat laun akan terbiasa dengan wangi milik Jimin.
"Ciuman kemarin-"
Suara Jimin menyentak kesadaran Mina, dan kata katanya disambut lirikan tajam dari gadis di depannya.
"Maksudku, yang kemarin malam," Jimin mencoba memperbaiki kata kata, "Mianhae."
Mata jimin menghindari tatapan mina, ia lebih memilih menunduk sedikit, menatap ujung sepatunya.
Sedangkan Mina?
Ia tak bisa menahan senyum tipisnya.
Park Jimin sekarang sedang meminta maaf, persis seperti anak kecil yang habis dimarahi ibunya.
"Aku dapat apa kalau memaafkanmu?"
Mata Jimin mengerjap sebentar, sebelum mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesaat.
Drrt!
Ponsel Mina bergetar tepat setelah itu. Sebuah pesan dari Jimin. Ada waktu dan alamat sebuah tempat. Dan itu membuat Mina menatap Jimin bingung.
"Tiga hari lagi, ada rapat untuk membahas cabang baru toko ibuku." Jimin tersenyum. "Kau bisa hadir untuk menari kan?"
Senyum Mina belum dapat muncul, meskipun ia ingin. Namun, mina lebih memilih menahannya dan mengangguk pasti.
Cara lelaki ini meminta maaf tidak buruk juga, eh.
"Oh iyaㅡ" kali ini, lelaki itu mengeluarkan tangannya dari saku jaket hanya untuk menjentikkan jari.
"Syalmu. Aku berencana mengembalikannya 3 hari lagi."
Mina mengangguk lagi, kali ini ia sungguh tersenyum pada Jimin, tanpa mencoba menyembunyikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction