Truth.

2.7K 349 40
                                    

Senyum terukir di bibir Mina, sebelum gadis itu memutus sambungan teleponnya. Baru saja ia mendapat kabar, bahwa ayah dan ibunya sudah tiba di Mokpo, dan sang ibu langsung dapat kamar perawatan dirumah sakit terdekat.

Gadis itu memilih untuk pergi belakangan, selang keterlambatan 1 hari dengan keberangkatan ayah dan ibunya. Ia harus membersihkan rumahnya sebentar, dan mengurus perpindahan barang barangnya yang cukup banyak.

Tangan Mina masih sibuk merapihkan beberapa barang dan memasukkannya ke dalam box, saat pintu depan rumahnya diketuk beberapa kali. Mina sedikit bingung, siapa yang akan mengunjunginya saat ini? Seingat Mina, orang orang terdekatnya—kecuali Jimin—tahu bahwa Mina sudah pergi sejak kemarin.

Apa mungkin—Jimin ssi?

Dengan harapan yang sedikit tinggi, Mina melangkah dan membuka pintu depan, senyumnya siap mengembang.

"Myoui—ssi.."

Namjoon, lelaki itu berdiri disana. Nafasnya sedikit terengah. Matanya memandang Mina dari atas sampai bawah, seolah ia adalah ruh yang baru muncul dari alam baka.

"Kau—" erangnya pelan, "—kukira kau sudah pergi"

Menyadari kalau Namjoon dtang untuk menemuinya, Mina tersenyum tipis.

Setidaknya lelaki ini tidak seburuk Jimin yang justru menyuruhnya pergi.

"Masuklah dulu—"

"Kau benar benar akan pergi?" Namjoon menyela, sembari melangkah masuk dan berdiri tepat didepan Mina.

Alisnya bertaut, menampilkan ekspresi tak suka.

"Aku sudah mengemas semuanya," Gadis cantik itu tersenyum, menunjuk beberapa box berisi barang nya dengan gerakan dagunya, "Setelah ini selesai, aku akan pergi."

"Dan Jimin?" Selaan itu meluncur lagi, bersamaan dengan decakan kecil.

Namjoon heran, tentu saja. Dipikirna, gadis Myoui itu tidak akan pergi karena Jimin membujukna untuk tidak pergi.

Tapi sepertinya dugaannya salah.

Namjoon kira, Jimin sudah cukup dewasa dan melakukan apa yang perlu ia lakukan.

Jika tahu begini, Namjoon akan lebih gencar mendekati Mina, tanpa peduli Jimin. Bocah itu benar benar hanya mempermainkan Mina.

"Kalau aku memintamu agar tidak pergi, apa kau akan tetap pergi?"

Mina mengerjap, tepat ketika kata kata itu keluar dari mulut Namjoon., "Entahlah, ayahku sudah—"

"Dan bagaimana kalau Jimin yang memintanya?"

Telak.

Pertanyaan itu telak membuat Mina tak menjawab dengan cepat seperti sebelumnya. Matanya menatap lantai, memilih menghindari kontak mata dengan mata Namjoon.

Namun Namjoon bukanlah Jimin. Ia cukup peka untuk menangkap guratan sendu dari gadis didepannya. Hatina sedikit terasa sakit.

Ah—jadi begini rasanya melihat orang yang kau sukai justru lebih memilih orang lain, yang notabene sahabat dekatmu?

"Kau..menyukai Jimin kan?"

Pertanyaan yang tidak perlu—

"Jimin joahaeyo?"

—karena Namjoon sendiri sudah tahu jawabannya, meski ia masih berharap bahwa yang keluar dari mulut Mina adalah hal yang berbeda.

Gelagat keduanya memang sudah cukup jelas bagi Namjoon, baik Mina maupun Jimin. Tanpa perlu bertanya, hal itu sudah cukup terlihat jelas.

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang