Tricked

3.2K 397 54
                                    

Mina berpikir lagi, untuk kesekian kalinya.

Bangunan besar, gedung yang pernah ia masuki ini seolah mengundang agar Mina masuk kedalam dan langsung menemui Jimin.

Gadis itu sebenarnya kesal akan perkataan Jimin kemarin; lelaki tersebut kembali bicara dengan arogan. Namun disisi lain, perkataannya memang benar, dan itu membuat Mina semakin kesal.

Oh, dan jangan lupakan pesan Jimin pagi tadi, yang menyuruhnya menggunakan pakaian formal jika Mina memang ingin menerima tawaran Jimin.

Tapi lagi lagi gadis itu menggeleng kuat kuat, mana mungkin ia menurut begitu saja?

Harga dirinya akan jatuh kemana, hei.

Mina menghela nafasnya kasar, sebelum membalikan badan dan justru menyebranngi jalan untuk masuk kedalam kedai kopi yang letaknya berdekatan dengan perusahaan Park.

Gadis itu masih bimbang.

Semalam saja sudah cukup baginya merasakan matanya tak bisa tertutup sedikitpun.

Tawaran Jimin selalu terngiang di otaknya, sebenarnya penawaran tersebut cukup bagus, dan masuk akal.

Kadang Mina berpikir kenapa lelaki Park itu bersikap murah hati.

Ia bisa saja kan menyita rumah Mina semaunya?

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk duduk didekat jendela, menyesap ice coffee nya sebentar, sebelum menengadahkan pandangan untuk melihat gedung diseberang.

Kenapa hidupnya jadi rumit begini, sih?

Drrrt!

Ponsel di saku Mina bergetar, membuat lamunannya buyar. Gadis itu melihat nama yang tertera di layarnya dengn cepat, dan seketika, nafasnya tertahan.

Michinyeon is calling... (Michinyeon: Orang gila)

"Yeoboseㅡ"

"Kau sudah di perusahaan? Kenapa tidak langsung kekantorku?"

Mina meringis kesal, laki laki sialan itu memotong ucapannya.

"Siapa bilang? Aku sedang dirumah sakit."

Awalnya, Mina memang ingin menerima tawaran Jimin.

Namun jujur saja, ia sedikit sensitif dengan kelakuan menyebalkan lelaki itu.

Jadi biarlah, kali ini Mina mempertahankan gengsinya dan menutup telinganya dari tawaran Jimin.

"Sejak kapan rumah sakit menjual kopi, hm?"

Seketika, Mina terdiam. Skakmat.

Bodoh sekali ia minum ditempat yang dekat dengan perusahaan Jimin.

Gadis itu melihat sekitar kafe, berharap tidak menemukan sosok yang menjengkelkan tersebut.

Namun matanya berhenti mengitar, saat diseberang jendela kafe itu, ia bisa melihat Jimin sedang menyeringai.

Tatapannya masih terlihat kurang ajar, sementara tangan kanan Jimin menempelkan ponsel ke telinganya.

"Jalan kemari, nonaㅡ"

Jimin menggantungkan kata katanya dengan sengaja, melihat gestur Mina yang terlihat tak suka.

"Cepat kemari sebelum aku yang kesana dan menyeretmu dengan paksa."

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang