Chance

3.2K 362 103
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hae Ri tertidur lebih cepat malam ini, tidak seperti biasanya. Gadis kecil itu terlihat kelelahan, kelihatan jelas dari tidurnya yang telah lelap meskipun baru beberapa menit ia berbaring diatas kasur.

Seharian Jimin menemaninya bermain keluar sementara Mina sibuk bekerja di kafe. Saat pulang, Mina dapat melihat bahwa Jimin sangat memanjakan putri mereka. Hae ri pulang dengan boneka kucing besar dipelukannya, sementara Jimin membawakan beberapa barang bernuansa pink, dari boneka Barbie hingga kalung manik manik berwarna warni.

Tunggu, apa Mina barusan mengatakan putri mereka?

Menghela nafas pelan, Mina beranjak dari kasur Hae Ri sebelum memperbaiki letak selimutnya.

Tangannya meraih jaket coklatnya dan mengenakan jaket itu sedikit cepat, mengingat hari mulai larut dan ia belum sempat bicara dengan Jimin, sesuai janjinya pagi tadi.

"Hae Ri sudah tidur?" Jimin menyahut sedikit pelan, begitu Mina melangkah masuk ke toko yang sudah mulai dibersihkan. Jimin ikut membantu Sana dan Bambam, sekedar mengelap meja dan meletakkan kursi keatasnya.

Mina mengangguk, "Sepertinya dia kelelahan."

"Dia banyak bermain." Terkekeh pelan, Jimin kemudian merenggangkan leher dan memijat pundaknya sendiri, membuat perhatian Mina secara otomatis tertuju pada lengannya yang tidak tertutup kemeja.

Sial, Mina. Bisa bisanya kau memfokuskan pandanganmu kesana.

"Ayo bicara diluar," Mina mencoba mengenyahkan pandangannya sendiri, "Aku sedang ingin minum soju."

Mina tak banyak berkata lagi dan melangkah keluar, sementara Jimin menyusulnya tepat setelah mengambil jasnya dan menatap Bambam; dan disambut anggukan dari lelaki yang lebih muda darinya itu.

"Apa tidak lelah mengajaknya bermain seharian?"

Tanpa menatap Jimin, Mina menyahut ketika menyadari Jimin telah mensejajari langkahnya.

"Anak itu lincah sekali." Jimin tertawa samar, "Bahkan tenaganya lebih banyak dariku."

"Dia memang tidak bisa diam, aku saja kadang kewalahan."

Kali ini, suara Mina tak sepelan sebelumnya. Seulas senyum mengembang di bibir wanita itu meski matanya masih enggan menatap Jimin.

Tak ada pembicaraan lagi, keduanya tenggelamdalam pikiran masing masing hingga Mina menghentikan langkahnya dan masuk ke salah satu tenda penjual tteokbokki di pinggir jalan.

"Ahjumma, dua botol soju, juseyo." Mina berseru pada penjaga kedai tepat setelah mereka duduk.

"Aku tidak tahu kalau sekarang kau kuat minum?"

Gumaman Jimin disambut tawa pelan dari Mina yang kemudian meraih satu cangkir soju dan meletakkannya dihadapan Jimin, "Solusi terbaik untuk masalahmu adalah minum, bukan begitu?"

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang