Love?

3.1K 380 23
                                    

Warna cerah kekuningan menembus tirai putih yang nyaris terlihat transparan itu, sebagian mengintip dari jendela yang sedikit tersibak.

Cahayanya menyentuh mata Mina, membuat gadis itu mengernyit sejenak sebelum membuka matanya.

Kepala Mina berdenyut sesaat, sebelum akhirnya gadis itu berhasil melihat dengan jelas.

Pandangannya mengedar, menatap sekeliling yang menurutnya asing.

Bau khas ini, rumah sakit?

Mina baru akan menegakkan badan saat sesuatu menahan tangan kirinya.

Park Jimin.

Lelaki itu tengah tidur dengan kepala disandarkan diatas tangan kiri Mina. Posisi tidurnya terlihat tak nyaman, namun wajahnya masih terlihat indah.

Kelopak matanya bergerak sedikit, saat cahaya matahari ikut mengenai wajahnya.

Mina menggerakkan tangan kanannya yang bebas, menggantung diatas Jimin untuk menghalangi cahaya.

Hal itu membuat Jimin kembali diam. Rasanya tidur nyenyaknya sudah kembali.

Seulas senyum secara refleks terbentuk di wajah Mina.

Ah, dia ingat sekarang.

Semalam Mina merasa pusing, dan itu membuat tubuhnya tak bisa bertahan.

Apa jimin yang membawanya kerumah sakit?

Gadis itu tak mempedulikan pertanyaan di otaknya, dan lebih memilih untuk memandang Jimin.

Mina akui, Jimin seringkali menyebalkan. Tapi kadang, perhatian perhatian kecil yang ia berikan membuat Mina sedikit tersentuh.

Gadis itu masih asing dengan apa yang namanya cinta.

Ia masih bingung membedakan ketertarikan dan cinta itu sendiri.

Wajah jimin yang saat ini ia pandangi, berubah jadi terlampau indah. Sisa sisa cahaya matahari yang menyentuh surai Jimin membuatnya terlihat sempurna. Pahatan rahang itu, begitu tegas. Namun mata yang tertutup, serta bibirnya, mengimbangi ketegasan itu dan menggantinya dengan kelembutan.

Andaikan tiap pagi Mina bisa menikmati wajah tampan ini, akan jadi seindah apa hari harinya?

Tangan Mina yang tadinya ia gunakan untuk menghalangi cahaya matahari, bergerak turun, mengusap puncak kepala Jimin. Merasakan betapa lembutnya surai itu.

Rasa sakit menghampiri Mina secara tiba tiba.

Ah,

Ia nyaris lupa kalau Jimin jatuh cinta pada Seulgi.

Baru saja, ia sejenak berangan bisa bersama Jimin dan menjadi kekasih sungguhannya.

Pintu terbuka saat Mina nyaris larut terlalu dalam pada pikirannya sendiri.

Dokter wanita paruh baya masuk, dengan perawat yang membawa tray makanan dibelakangnya.

"Selamat pagi, Myoui-ssi."

Mina membalas senyuman dokter itu dengan ramah, sementara si dokter mengerling pada Jimin yang menggerakkan badannya sedikit; tanda bahwa ia terbangun.

"Suamimu menunggu disini semalaman, kau tahu?"

Dokter wanita itu mengambil termometer dan memberikannya dengan santai pada Mina, tanpa peduli tatapan terkejutnya.

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang