Hujan semakin deras, begitu juga dengan rasa kalut yang menyerang Jimin.
Tak bisa dipungkiri, lelaki itu sedikit panik saat menerima telepon Namjoon. Masalahnya, ialah yang terakhir mengantar Mina ke rumah, dan kalau terjadi sesuatu padanyaㅡ
ㅡtch, molla. (Entahlah)
Ia mengemudi dengan cepat, kerumah gadis itu. Barusan saja Jimin berencana bertemu Seulgi, dan karena telepon dari Namjoon, lelaki itu memilih sekedar memeriksa keadaan Mina.
Mobilnya diparkirkan dengan sembarang, Jimin pun mengabaikan hujan yang cukup membuatnya basah.
Matanya melirik sejenak, menatap mobil yang ia kenal, berjarak hanya beberapa meter dari pagar rumah Mina.
Sepertinya Namjoon hyung nya juga ada disini?
Jimin melangkah cepat, hendak mencapai pintu depan. Rasa ingin tahu nya membuncah.
Namun gerakan kakinya terhenti saat Jimin menangkap sesuatu lewat jendela yang berada diruang tengah.
Namjoon ㅡhyungnya ituㅡ tengah mendekap tubuh Mina erat. Tangannya mengelus punggung gadis itu dengan lembut.
Sementara Mina, wajahnya tertelungkup dan tenggelam didalam pelukan Namjoon. Bahunya bergetar, dan Jimin menyimpulkan kalau gadis itu tengah menangis.
Jimin batal melanjutkan langkah kakinya, ia tiba tiba merasa gusar.
Lelaki itu menatap tak suka; ia sedikit tak rela saat Mina menangis dihadapan Namjoon.
Hatinya berdenyut sekilas, memaksa tatapannya menyuarakan rasa sakit atas apa yang ia lihat lewat pandangan semata.
Jimin tak paham, ia tak mengerti akan perasaannya sendiri. Lelaki itu masih terdiam, membiarkan sebagian kecil tubuhnya terkena cipratan air hujan.
Rasa sakit yang Jimin rasakan mengingatkannya pada saat dimana Seulgi menolaknya untuk pertama kali.
Rasa sakit ini juga ia rasakan saat tahu Seulgi sudah memiliki kekasih.
Jimin memilih diam sejenak, sebelum memutar balik badannya dan pergi dari sana. Ia tak bisa mentolerir denyutan yang ia rasakan saat ini.
For God's sake, He isn't being jealous, right?
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Mina terbangun dengan perasaan yang tidak mengenakkan, pagi itu. Ia bahkan semalaman saja, hanya bisa tidur beberapa jam.
Pikiran pikiran yang sejak kemarin belum bisa terhapus. Meski begitu, setidaknya ia merasa sedikit tenang karena sudah menangis dengan lega.
Gadis itu menerawang lagi, ia ingat, kemarin Namjoon berada di rumahnya sampai malam, menemaninya dan bahkan membelikan makanan untuk Mina.
Seharian, Mina seperti lumpuh. Pikirannya sendiri lah yang melumpuhkannya.
Ia menggerakkan lehernya pelan, sekedar menncoba menghilangkan rasa pegal yang kini terasa sampai kepala. Mina melangkah pelan, menuju kamar mandi. Hari ini ia harus ke rumah sakit untuk menemani ibunya.
Oh- Sial.
Mina merutuk begitu melihat cermin. Matanya sembab, bahkan sangat sembab. Sekarang sebuah lingkaran hitam dan kantung mata yang membengkak menghiasi bagian bawah matanya.
Gerakannya dipercepat, dengan segera mandi dan pergi keluar untuk menemukan seseorang yang kemarin ia tinggal disana.
Mina sama sekali tak berharap bisa bertemu ayahnya lagi, sepagi ini. Namun gadis itu hanya ingin tahu, kenapa setelah sekian lama, ayahnya memutuskan untuk kembali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction