Butterflies

2.8K 364 39
                                    

Mina menggosokkan kedua bahunya tidak nyaman, gaun hitam yang Jimin berikan padanya terasa sedikit terbuka.

Meski gaunnya sedikit panjang, namun lengan Mina tak tertutup, dan itu membuatnya kedinginan.

Mobil Jimin berhenti tepat di basement sebuah apartemen mewah, membuat Mina mengerjap takjub.

Ini sudah kesekian kali Jimin memperkenalkannya pada dunia seperti ini.

Lelaki itu turun setelah memarkirkan mobilnya, dan dengan cepat membuka pintu kursi penumpang.

"Kau kenapa, tiba tiba bersikap sok lembut?" Mina menyahut sarkas, sembari keluar dari mobil.

Jimin menghela nafasnya, berat.

Gadis ini benar benar tak punya sikap manis.

"Kau kedinginan?" Ia menyahut, menatap kedua tangan Mina yang masih sibuk menggosok bahunya.

Yang ditanya hanya diam, tak mau peduli dan lebih memilih menatap Jimin tak suka.

"Bisakah kita masuk sekaㅡ hatchih!"

Dan sialnya kata kata mina terputus akan rasa dingin yang membuatnya bersin.

Jimin terkekeh pelan, disambut tatapan tajam dari gadis didepannya. Dengan cepat, ia melepas jas yang ia kenakan sejak tadi, dan memakaikannya pada Mina.

"Sudah lebih baik?"

Mina merengut sekilas, alisnya bertaut. Sikap manis Jimin justru membuatnya takut,

ㅡmeskipun tak bisa Mina pungkiri bahwa hatinya sedikit senang.

"Jangan bersikap galak nanti, okay?" Jimin menyahut, menyodorkan tangan kanannya pada Mina, mengajak gadis itu untuk meraih tangannya.

"Di depan Seulgi noona kita ini kekasih."

Gadis itu hanya terdiam dan mengangguk sekali.

Ia tahu, sangat tahu dan bahkan paham. Namun entah kenapa ada perasaan aneh yang menyelimuti dadanya kini. Tangannya dengan ragu meraih tangan Jimin, membiarkan lelaki itu menggenggamnya.

Dan sialnya, perasaan aneh itu datang lagi.

Mina merasa perutnya sedikit tergelitik, seolah ada serangga kecil yang berusaha keluar dari sana, memaksanya untuk sedikit mengulum senyum, merasakan telapak hangat Jimin yang menyapu tangannya.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Kupu kupu.

Mungkin itu istilah klise yang sering digunakan orang orang.

Dan istilah itu pula yang Mina gunakan untuk sesuatu yang sedikit bergeliat didalam perutnya sekarang.

Sikap Jimin sampai detik ini sangat manis, membuat Mina tak berhenti tersenyum. Lelaki itu memperlakukannya dengan baik.

"Kalian, sudah pacaran berapa lama?"
Seulgi menyahut, memulai topik baru setelah topik sebelumnya berhenti mereka bicarakan.

Mina refleks terbatuk ringan, ia menepuk dadanya pelan. Mina benar benar lupa membicarakan ini pada Jimin sebelumnya.

"Pelan pelan, sayang."

Lelaki yang duduk disampingnya kini menyodorkan segelas air sembari menatap Mina, ia terkekeh pelan. Jimin tahu, Mina pasti bingung menjawab apa. Karenanya, kali ini Jimin akan sedikit membantu.

"Belum lama, noona. Baru beberapa waktu lalu."

Dan setelah itu, Seulgi mengangguk kecil. Senyumnya terlihat tulus, "kalian cocok sekali, kau tahu Jim. Kau sempat takut kau akan main main dengan banyak wanita."

Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang