11:30.
Jam dinding terus berdetak, bersamaan dengan detak jantung teratur milik Nyonya Park yang terbaring lemah diatas kasur rumah sakit. Beberapa infus masih tersemat di lengan dan punggung tangannya, sementara nafas wanita paruh baya itu terlihat cukup baik dengan bantuan alat pernafasan.
Penyakit jantungnya semakin lama memang semakin parah, hingga sedikit rasa terkejut saja bisa membuatnya kambuh.
Seperti hari ini, misalnya.
Pendapatan perusahaan yang menurun, serta hubungan perusahaannya dengan mitra kerja yang buruk membuat ibu dari Park Jimin tersebut terganggu kesehatan jantungnya.
Kinerja pekerjanya belakangan sedikit tidak karuan berkat direktur utama mereka yang tak bisa mengatur jalan kerja dirinya sendiri, hingga semua menjadi berantakan.
Oh, dan jangan lupakan beberapa hutang yang menumpuk, meminta dibayarkan. Dengan pendapatan perusahaan yang tidak maksimal saat ini, beberapa hutang yang harusnya mereka bayar justru tertunggak begitu saja.
Helaan nafas seorang lelaki muda terdengar lagi, untuk kesekian kalinya. Ia menunduk sebentar, sekedar mencium kening ibunya sebelum berjalan ke arah balkon kamar rawat inap VIP tersebut.
Pintu dan gorden tak dibiarkan terbuka, ia ingin menjaga kesehatan ibunya sebaik mungkin.
Kedua lengan yang tak berlapis kain ia tumpukan pada pagar balkon, sementara badannya ditundukkan sedikit. Dari atas sini, Jimin bisa dengan leluasa melihat pohon pohon yang menguning dan bermekaran dengan segar.
Musim panas sudah tiba, membuat suhu korea, tepatnya Seoul, naik sekitar 7 derajat dari musim semi.
Musim panas? Oh, Jimin mengira ini masih musim dingin.
Sejak musim dingin tahun lalu, waktunya seolah terhenti dan hati lelaki itu menjadi selamanya dingin.
Matanya menerawang jauh, melihat kearah gemerlap kota Seoul yang masih hingar bingar bahkan saat tengah malam.
Sudah berapa lama Mina meninggalkannya?
Hingga hari ini, terhitung sudah 7 bulan lamanya sejak direktur muda itu terakhir melihat gadis yang dulu kekasihnya.
Bagaimana kabar anaknya?
Andai Mina ada disisinya saat ini, mungkin lelaki itu sedang memeluk Mina erat sembari mengusap perutnya yang mulai membesar.
Jimin dapat membayangkannya, soal bagaimana keesokan paginya ia akan terbangun karena wangi masakan dari makanan yang Mina buat.
Ia berdelusi, soal bagaimana Mina akan membantunya mengenakan dasi.
Soal bagaimana Mina membangunkan Jimin dengan suara lembutnya, panggilan "yeobo" itu—Jimin bisa membayangkannya.
Tepat tujuh bulan lalu, sehari setelah Jimin menerima surat 'perpisahan' dari Mina, lelaki itu kembali lagi kerumahnya dengan sekotak cincin platinum dan satu berlian kecil yag tersemat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Dance • PJM x Myoui Mina ( COMPLETED )
FanfictionHighest rank: #41 out of 3.7k stories in TWICE category. Menarilah untukku, hanya untukku ㅡPark Jimin. Kau, kau pikir semua didunia ini bisa jadi milikmu dengan mudah? ㅡMyoui Mina +Fanfiction