Prologue

913 87 26
                                    

"Daddy!" Seorang anak perempuan berlari menghampiri ayahnya yang baru saja pulang dari kerjanya. Ia lalu memeluk ayahnya dan ayahnya langsung menggendongnya, mengecup wajah mungil anaknya yang berusia tujuh tahun. Rambut cokelat tuanya yang di kuncir dua membuat ia makin terlihat manis. Mata hijaunya terlihat berbinar-binar.

"My princess. Kau tampak cantik sekali hari ini." Ayahnya pun menurunkan putrinya dan menggandeng tangan kecilnya menuju ruang tengah.

"Mommy!" teriak gadis kecil itu menuju pangkuan ibunya. Ibunya pun langsung memeluknya dan membelai rambutnya. "Daddy sudah pulang. Apakah kita bisa makan malam bersama lagi?"

"Tentu saja. Mommy telah membuat masakan yang sangat enak untukmu dan juga untuk Daddy. Sekarang, bersiap-siaplah untuk makan malam. Mommy akan menemui daddy-mu dulu," jawab ibunya. Gadis kecilnya mengangguk mengerti dan segera beranjak dari pangkuan ibunya. Ia segera menuju ke ruang makan.

Ia menunggu dan menunggu orangtuanya datang. Ia mengayunkan kaki kecilnya, dan wajahnya menunjukkan kalau dirinya sangat bosan menunggu. Masakan ibunya tepat berada di hadapannya dan perutnya semakin mengeluarkan bunyi khasnya. Kenapa lama sekali orangtuanya datang? Ia pun menundukkan kepala, merasakan lapar yang sangat hebat.

Ia memutuskan untuk menemui orangtuanya. Ia menuju kamar mereka yang tidak jauh dari ruang makan. Ia mengetuk berkali-kali, memanggil orangtuanya. Namun, tidak ada jawaban. Kemana orangtuanya? Apakah mereka tertidur?

Ia mencoba untuk membuka pintu kamar mereka. Tidak terkunci. Saat pintu terbuka lebar, wajah gadis kecil itu berubah pucat melihat orangtuanya tergeletak bersimbah darah yang sangat banyak. "Mommy!!! Daddy!!!" Ia berlari dan berlutut di hadapan tubuh kedua orang tuanya. Gaun pendek kuningnya bercampur dengan darah orangtuanya. Ia membangunkan kedua orangtuanya, berharap ini hanyalah mimpi dan pura-pura.

"Mommy, bangun! Daddy juga! Jangan tinggalkan aku!" ia menangis terisak-isak. Ia menghapus air matanya sehingga wajah mungilnya ternodai dengan darah yang menempel di tangannya.

Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki dan kemudian berhenti di belakangnya. Gadis kecil itu memutar tubuhnya perlahan. Ia tersentak melihat seorang laki-laki memakai topi ke bawah hingga wajahnya tidak terlihat. Gadis kecil itu tak dapat bergerak dan ia terlihat ketakutan.

"Tidak! Jangan bunuh aku! Pergi! Pergi!" teriakannya sangat kencang dan bergetar. Laki-laki itu perlahan mendekat, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia menatap wajah gadis kecil yang ketakutan itu. Lalu, ia membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauhi gadis kecil itu. Saat di ambang pintu, laki-laki itu berhenti. Gadis kecil itu bingung dan makin merasa takut jika laki-laki itu berubah pikiran untuk membunuhnya juga.

"Kita akan bertemu lagi. Aku akan mengawasimu." Laki-laki itu pergi meninggalkannya. Laki-laki misterius dan tak ia kenal. Ia menangis dan terus menangis hingga akhirnya ia tak kuat lagi untuk bertahan dan akhirnya ia pingsan.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang