Part 3 (Tidak salah?)

6K 468 18
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ospek, terdengar suara riuh pikuk dari Maba yang kini tengan berbondong-bondong memasuki lapangan atas perintah seniornya.

"Tolong, rapihkan barisannya sesuai kelompok masing-masing"
Gadis berrambut pendek dengan kacamata minsnya, kini terlihat berteriak-teriak mengatur maba.

"Ghai, gimana?"
Melody mengkhampiri seseorang itu dengan senyum manisnya.

"Beres Mel" jawab gadis tersebut dengan mantap.

"Ghaida"

Gadis tersebut menoleh kebelakang, menampakan senyum mengembang saat dia tau yang memanggilnya itu adalah Bidadari kampus ini.

"Hey Ve" sapa Ghaida ketika Ve sudah berada disampingnya.

"Udah sehat lo?"

"Hehe udah Ve alhamdulillah mendingan"

Ghaida Farisya Gadis tomboy yang mempunya  style harajuku, dengan kacamata tebalnya terlihat lebih maskulin dibandingkan anak perempuan pada umumnya.

Harajuku (原宿 ) style adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo.

Ghaida menjabat sebagai Wakil Ketua BEM dikampus ini

Dan dia juga ketua himpunan mahasiswa sains.

Ghaida Gadis yang pintar dan populer. Namun sayang kepopuleran dan kepintaranya terkadang ia salah gunakan untuk sekedar bermain-main dengan mahasiswi yang memang berharap padanya.

Ya Ghaida adalah sang pemain cinta ulung, dia padai berkata manis dengan siapapun, pantas saja ketua BEM yang arogan seperti Melody pun mampu dibuat bertekuk lutut dengan tutur katanya.

Melody menatap Veranda dan Ghaida dengan tatapan tidak sukanya, sudah berapa kali Ve diwanti-wanti oleh Melody jangan berbuat genit dengan Ghaida tapi tetap saja Ve seperti itu.

Padahal disini bukan Veranda yang genit, tapi Ghaidalah yang pandai bermain cinta.

"Baru tiga hari gak ketemu kamu makin cantik aja Ve"

Sudah ku bilang Ghaida adalah sang pemain cinta yang pandai kan.

"Ekhem!" Melody berdehem, yang hanya dijawab dengan cengiran bodoh khas badgirl oleh Ghaida.



******




"Duh panas nih, tuh senior malah pada reunian"

"Iyah, Gaby juga panas Kinal"

"Gw gk ngomong ama lo"

"Kinal kenapa sih marah-marah trus kalau sama Gaby"

Aku sedang berdiri berkumpul dengan Maba lainnya, memang masih pukul 8 pagi tapi pagi ini matahari cukup terik dan ini menyiksaku.

Mendengar semua ocehan Gaby malah semakin membuatku panas dan gerah, ntah kenapa bawaanya memang emosi trus kalau berhadapan dengan Gaby, padahal dia tidak salah apa-apa, jahat ya aku.

Kini aku melihat seniorku malah sedang sibuk mengobrol dan bergosip ria.

Aku malas sekali rasanya melihat si pendek dan antek-anteknya itu.

Mereka yang menghabiskan uang jajanku, mana bisa aku terima begitu saja.

"Sst..nal oy nal"

Aku mendengar suara dengan nada berbisik dari arah belakangku.

Dan sekarang aku sudah memundurkan diriku kebelakang sedikit menjauh dari barisanku.

"Ah adem, pinter lo Je"

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang