Part 60

2.4K 349 89
                                    

Yang gak suka sama isi cerita, alur atau pun tokohnya, saya harap kalian jangan baca! Buang-buang waktu kalian. Mending ngopi sana.






--------------------------








Hati lembutnya seketika lusuh, mencabik jiwa, dia mematung didepan pintu, mencerna apa yang dia dengar.

Tagan nya membuka pintu, dia menerobos masuk, menampakan wajah emosi bercampur perih, dia tidak tuli. Telinganya sangat jelas mendengar, teriakan suara orang yang dia kenal.

Aku memang mencintaimu! Aku memang bahagia dengan perjodohan ini, trus kenapa ha?!



"Apa maksud kalian?!" Veranda berdiri diambang pintu, menatap Kinal dan Yona. Matanya memanas.

Kinal dan Yona sedikit terkejut akan hadirnya Ve secara tiba-tiba, Kinal lansung mendekatkan dirinya pada Ve.
"Ve, semua bisa aku jelasin."

Dia menolak sentuhan Kinal pada tanganya."Apa yang gak aku tau tentang kalian?!" Lanjut Veranda menatap secara bergantian Yona dan Kinal.

Kinal diam, tenggorkannya seakan terasa berat untuk mengeluarkan suara, sedangkan Yona memilih mengalihkan pandangannya, dia hanya merasa Kinal lebih pantas untuk menjawab semuanya.


"Kenapa diem?! Siapa yang dijodohin?? Apa maksud kalian?!"

"Kamu tenang dulu, semua bisa aku jelasin". Lagi Kinal mencoba menyentuh tangan Veranda kali ini tidak ada penolakan.

Veranda menangis. Kepalanya dia sandarkan pada bahu Kinal, bahu nya terlihat naik turun.

Dan perlahan Yona melangkahkan kakinya mundur meninggalkan Kinal dan Veranda, tentu hatinya tak kalah hancur dengan Veranda.

Veranda mengangkat kepalanya, memberi jarak dengan Kinal, dia mengusap air matanya sendiri.

"Kebohongan apa yang kamu sembunyikan Kinal?"
Tanyanya dengan suara yang parau, tanganya mencengkram erat tangan Kinal, dia menuntut penjelasaan.

"Aku gak bermaksud bohong sama kamu, hanya aku belum punya waktu yang tepat untuk ngomong sama kamu"

"Sekarang kamu jelaskan! Ada apa sebenarnya?"

"Aku- aku dan Yona di-"

"Apa? kamu dan Yona kenapa??"

"Aku dan Yona di jodohkan, Ve"

Cengkramanya di tangan Kinal seketika melemah, hatinya meringis sakit tak mempercayai kenyataan yang harus dia terima.

Dia menggeleng, menertawakan hal yang tak lucu. "Haha omong kosong! Lelucon macam apa ini? kali ini bcandamu gak lucu" ucapnya mencoba menghibur diri.

"Aku- serius. Veranda"

Plak!!

Kinal menyentuh pipinya, perih sangat terasa disana.

"Kamu bohong mengenai Yona itu saudaramu???"

Kinal menggeleng, alisnya mengerut,dia menarik kembali tangan Veranda."aku gak pernah bohong untuk hal itu Ve, sebelum aku tau Yona bukan anak kandung dari tanteku"

"Ini konyol! Perjodohan macam apa ini?!"

"Kamu perempuan dan Yona juga perempuan! Lalu kalian dijodohkan?? Haha aneh sekali orang tua kalian"

"Ve!" Kali ini Kinal sedikit berteriak, dia tak terima Veranda mengatakan hal demikian kepada kedua orang tuanya.

"Aku gak suka kamu ngomong kaya gitu, orang tuaku dan Yona punya alasan tersendiri."

Veranda duduk di ranjang milik Kinal, dia menangis, ada yang hilang
seperempat jiwa nya seakan pergi pamit.

Kinal menghela nafasnya, mengikuti Veranda duduk disebelahnya. Veranda menangkup wajahnya menangis tersedu. Dengan hati-hati Kinal membawa tubuh Veranda kedalam pelukannya.

Malam seakan hujamkan gulita mendalam pada luka.
Sisi sebuah lembaran
Tanpa bisa menjadi kenangan.

Separuh waktu dia lakukan untuk mencinta dan kini sepenuh hati dia terluka.

Hanya dentingan jam dan isak tangis Veranda yang terdengar. Dengan ragu Kinal mengeluarkan suaranya. Menjelaskan bagaimana bisa dia dijodohkan dengan Yona.

Hingga saat Kinal berhenti berbicara, Veranda memang sudah tidak menangis, namun dia masih diam.

Bagi mereka yang kuat
Tak masalah terkhianati, bagi mereka yang tau akan cinta pasti tau akan konsekuensinya.

Dia menarik nafasnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Kamu menerimanya?"

Kinal menggeleng. "Aku tidak sama sekali berfikir untuk menerimanya."

"Maafkan aku, aku hanya takut."

Kinal menangkup pipi Veranda yang masih terlihat basah, dia mengusapnya secara perlahan. "Ve, sekarang yang harus kamu pikirkan adalah percaya kepadaku"

"Aku gak akan mungkin ninggalin kamu sekalipun orang tuaku yang meminta."




.





Dia Teratih dia terjatuh
Terjungkal dan terperosok lagi kedalam cinta yang tak berumah hati tak bertuan.

Ketika cinta menguasai hati dan pikirannya, kesalahanpun dijalani
Hanya berdasar kata cinta.

Ketika cinta pergi dan dia pun tak siap. Hingga dentuman kesedihan hadir. Menguasai hati nya yang rapuh.

Yona menyeka air matanya, tetesan demi tetesan terasa begitu lambat jatuh secara melankolis meluruh pada pipinya.

Suara langkahnya beradu kencang
Meluluh lantakan serpihan hati
kepingan hati itu pudar.

Dia tidak benar-benar pergi tadi, dia masih disini mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Haruskah dia terpuruk?
Melihat seseorang yang dia cintai hidup dalam kebahagiaan.

Tetesan air mata membasahi relung jiwanya. Ntah kapan hati nya dapat bahagia dan ntah siapa yang bisa menyatukan serpihan hatinya.




.


Veranda sudah lebih tenang, dia duduk di kursi, meja belajar milik Yona.

Kinal memberikan minum untuk Veranda, agar Veranda lebih tenang lagi. "Minum dulu" Veranda meminum hampir setengah gelas dari yan Kinal berikan.

"Kapan sampe di Jakarta?" Tanya Ve sudah merasa jauh lebih baik.

"Baru 2 jam yang lalu Ve"

"Mami dan papi kamu gak ngijinin ke Jakarta apa gimana?"

Kinal menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Veranda. "Heem, ini juga aku sedikit memaksa"

"Aku gak tau harus gimana, aku bingung, belum lagi tentang Yona yang bukan anak tanteku"

"Yona baru mengetahuinya?"

Kinal mengangguk, dia menopang dagunya sendiri, wajahnya terlihat sendu saat dia mengingat bagaimana Yona. "Iya, dan aku yakin dia lebih sakit dari apa yang aku rasakan."

"Kalau bukan anak tantemu, Yona anak siapa?"


























To be continue




#TeamVeNalID

Apapun komentar kalian saya akan tetap melanjutkan cerita ini sampai selesai dengan tokoh dan cerita yang sudah saya buat. Kalau memang gak suka gk usah dibaca. Simple kok. Mengomentari karya orang memang gampang, mudah sekali. Dari pada berkomentar ini itu coba mulai menulis dan beri saya pelajaran cara membuat cerita yang baik itu seperti apa :)
Saya memang bukan penulis. Jadi jangan terlalu berharap karya saya ini sesuai ekpetasi kalian.
terimakasih 💙

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang