Part 33

3.7K 431 21
                                    

"Lo bisa lebih cepet dikit gak sih"

Kinal menatap sepupnya dengan jengah, karna sudah hampir 2 jam lamanya, berkeliling mall untuk membeli keperluan sepupunya itu.

"Idih, kenapa jadi galakan kamu?"
"Inget yah, tadi mami kamu ngomong apa?"
"Kamu teh harus jaga saya"
"Melayani saya dengan baik"

Rahang Kinal mengeras, menahan rasa jengkel karna ulah gadis cantik dengan seribu akalnya.

"Naon?"
"Mau ngebantah?"
"Telfon lagi mau?"

"Argh"
"bisa gak sih gak usah main adu-aduan"
"Gara-gara lo ya uang jajan gw dipotong" ucap Kinal penuh penekanaan.

"Ih atuh itu mah salah kamu sendiri, yang gak mau nurut"

"Astagfriullah, sabar Kinal sabar" Ucap Kinal dengan tangan yang ia usapkan di dadanya.

"Aku laper, cari makan yuk" ucap Yona dengan santainya mengajak Kinal tanpa rasa bersalah.



Dia Viviyona Apriani, gadis judes, galak, suka ngatur, adalah saudara sepupu Kinal yang berasal dari Bandung. Dia adalah anak dari adik mami nya Kinal. Umurnya terpaut 2 tahun dengan Kinal, meskipun dia adalah adik sepupu Kinal tapi memang Yona lebih tua dari Kinal.
Dia datang ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya ditempat yang sama dengan Kinal.

Dengan logat Sunda yang khas Yona membuka suaranya lagi "Disini makanan kok mahal ya, gak ada karedok gitu Nal? "

"Ini mall mana ada karedok, kalau mau karedok nanti makan di deket kosan aja, ayo pulang" Kinal menarik tangan Yona untuk segera pulang.

Saat Kinal sedang menarik Yona dengan tergesa tiba-tiba langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal.

Matanya melihat Veranda dan Ghaida sedang duduk berdua menikmati makanan ya.

"Kunaon?"

Kinal melirik Yona yang menatapnya bingung.

"Gapapa" Tangannya ia lepaskan dari pergelangan tangan Yona membuat Yona menatap bingung kepergian Kinal.


**

Waktu menunjukan jam 4 sore, keadaan jalan begitu padat, aku baru saja menjemput sepupuku yang baru datang dari bandung, tadi aku juga menemaninya membeli kebutuhannya untuk kuliah besok, dia akan jadi mahasiswi baru dikampusku.


Pada awalnya aku tidak menyetujui kalau dia satu kosan denganku dan satu kampus dengan ku, lihat saja belum apa-apa uang jajan ku dipotong sama mami, gara-gara dia mengadu yang tidak2.

Menyebalkan memang, tapi kalau sudah menyangkut perintah dari mami aku tidak bisa apa-apa juga.


Sekarang dia malah tertidur dipunggungku, kalau bukan saudara sendiri sudahku maki-maki dia ini.

"Yon, bangun, udah nyampe nih"
"Yona bangun! "
"Lo tidur apa mati sih, kaga gerak-gerak"

"Naon sih, gak ush teriak-teriak atuh da aku teh gak budek"

Aku menghela nafasku panjang, menatapnya begitu kesal.

"Kenapa ih?"

"Gak, udah cepet turun lo"

"Pantes kamu gak punya pacar ya nal, jadi cewek kok galak banget"

"Heh, miror plis"

Yona hanya menampakan wajah datarnya, seperti orang yang tidak mengerti apa yang aku maksud, memang dia itu tidak pernah berkaca.

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang