"Usap air matanya"
"Orang kaya gitu gak pantes buat lo tangisiin"
"Lupaiin aja"
"Sekarang udah lo lihat sendiri kan? Kalau dia itu gak sebaik apa yang lo pikirkan"
"Jadi besok mending minta maaf sama ka Veranda, pasti dia kepikiran"
Semua itu Lidya ucapakan kepada Melody.
Kini keduanya duduk didalan mobil dengan Lidya berada dikursi kemudi dan Melody disampingnya, hujan diluar sana masih terlihat begitu deras, Melody masih saja terisak sesekali ia menatap Lidya dengan begitu sendu.
"Makasih ya Lid" ucap Melody yang sekarang sedang menetralkan hatinya.
Lidya tersenyum menggangguk menjawab ucapan Melody.
"Gw anter lo pulang ya" ucap Lidya menjalankan mesin mobilnya.
"Iya" ucap Melody dengan suara khas orang yang habis menangis.
Mobil pun melaju dengan santai menerobos hujan yang begitu deras. Tak ada percakapan yang berarti diantara mereka hanya keheningan yang tercipta, sesekali Lidya melirik Melody yang terlihat melamun menatap tetesan-tetesan air yang jatuh pada kaca mobil.
Malam sudah terlalu larut jalanan pun terlihat begitu sepi ditambah hujan deras yang mengguyur kota jakarta membuat suasan semakin sepi.
Lidya lagi-lagi melirik Melody kini ia melihat mata Melody yang terpejam terdengar deru nafas yang beraturan menandakan Melody tertidur.
Lidya mengambil jaket pada bangku belakang Mobilnya, menutupi tubuh mungil Melody.
Mesin mobil pun berjalan kembali menulusi malam yang dingin kota jakarta yang kini terlihat tidur hanya karna hujan.
Karna jalanan yang sepi tak menunggu waktu lama, mobil Lidya pun sampai di depan gerbang kosaan Melody. Ada perasaan tak tega untuk membangunkan Melody.
"Euu Ka udah sampe" ucap Lidya dengan terbata.
Tak ada pergerakan dari Melody, ini semakin membuat Lidya tak enak hati untuk membangun Melody.
15 menit berlalu Lidya membiarkan Melody terus tertidur di dalam mobilnya, sesekali Lidya menatap wajah cantik Melody dengan senyum yang mengembang dan rasa iba yang berkecamuk dalam hatinya, ia hanya tak tega melihat wanita setulus Melody selalu dipermainkan oleh Ghaida.
"Euh"
Lidya segera membuang pandangannya saat tubuh Melody terlihat menggeliat dan kini Melody menegakan badannya mengerjapkan matanya untuk menyadarkan dirinya sepenuhnya.
Melody tersadar dari tidurnya, menyentuh jaket yang menutupi tubuhnya, tersenyum menatap Lidya.
"Maaf yah, gw ketiduran" ucap Melody tak enak.
"Gapapa ka" ucap Lidya santai
"Udah sampe ya Lid?"
"Udah ka hehe"
"Ko gak bangunin gw sih?"
"Baru kok ka nyampenya" bohong Lidya
"Oh, yaudah deh gw turun ya, ehm btw makasih banyak"
Ucap Melody memberikan jaketnya kepada Lidya lalu membuka pintu mobil Lidya.Hujan terlihat mengecil hanya tetesan-tetesan tak berarti yang turun secara perlahan membasahi tanah yang sudah cukup basah. Bahkan genangan air terlihat dibeberapa titik.
Lidya membuka kaca mobilnya melambaikan tangannya kepada Melody yang berdiri tersenyum mentap kepergian Lidya.
**

KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.