Part 50

3.4K 367 59
                                    

"Gab, semua bisa aku jelasin"

"Tolong kasih aku kesempatan gab"

"Gaby.. Aku mohon"

Kepalanya menunduk, sudah hampir 1 jam dia berdiri didepan gerbang rumah yang terlihat kosong.
Matanya terpejam, meredam sakit yang dia buat sendiri, dia meneteskan air matanya, menyesal.

Dia memang tidak bisa lagi mengadopsi arti dan tujuan cinta yang dia miliki. karena saat ini dia tak mampu lagi memberikan cinta sejati yang dia miliki bukan karena dia tidak mau tapi cinta yang dia berikan hanya menjadi racun dalam hidup nya sendiri.

Suarnya mulai melemah, hujan turun membasahi tubuhnya yang kurus.  Matanya terus menatap kamar yang berada di lantai dua, gorden putih itu sama sekali tak bergerak, itu menandakan kalau sang empunya memang tak berada dirumah. 

Sorotan lampu  mobil membuat dia menolehkan kepalanya, tanganya menutupi cahaya yang terlalu menyorot, matanya ia picingkan.

Dia melihat gadis dengan tinggi yang melebihi nya, mendekat kearahnya. Gadis itu tak acuh membuka gerbang rumah Gaby, kemudian kembali pada mobil itu, dan masuk tanpa memperdulikan Beby yang menatap nya penuh tanya.

Kakinya berlari saat matanya menangkap sosok Gaby yang turun dari mobil itu.

"Gab, gw bisa jelasin semuanya"

Gaby memejamkan matanya saat telinganya mendengar suara yang sangat dia kenal.

"Kita perlu bicara, aku mohon" Lagi Beby memohon, menyentuh tangan Gaby yang tak kalah dingin dari tanganya.

Gaby diam, merangkul Kinal lebih erat, karna dia memang berada dalam satu payung bersama Kinal.

Kinal sedikit iba akan orang didepannya ini, tapi tatapan Gaby membuat dia terus berjalan bergerak sesuai kemauan Gaby. Saat Beby terlalu jengah tanpa sadar dengan kasar tanganya menyentuh paksa tangan Gaby. Dan saat itu Kinal langsung mendorong tubuh Beby.

"Hey!" Teriak Kinal mendorong tubuh Beby yang lebih kurus darinya.

Gaby kaget saat tubuh orang yang dia cintai jatuh membentur ujung spion mobil Kinal. "Beby!"

Tapi niatnya untuk menolong terhenti saat dia mengingat bagaimana Beby menyakitinya, dia hanya menatap Kinal, agar dia tidak bertindak seenak itu.

"Dia kasar Gab" Elak Kinal saat dia mengerti tatapan Gaby.

"Lebih baik sekarang kamu pergi dan gak ada yang perlu kamu jelasin lagi"

Dengan tertatih dia bangkit dan mencoba menyeimbangkan dirinya.
"Aku mohon gab, kasih aku kesempatan"
Saat tangan Beby mencoba menyentuh Gaby lagi dengan sigap Kinal menampiknya. Kini Kinal benar-benar jadi tameng untuk Gaby.

Gaby menarik nafasnya, menghembuskan nya perlahan.
"Kita... "

"Gab gw mohon" Mata Beby memerah  air mata sudah tak bisa dia bendung lagi.

"Kita selesai Beb" Lanjut Gaby, matanya dia alihkan ke sembarang arah, menahan tangisannya yang   akan pecah.

"Pergi! Shania lebih membutuhkan kamu. Cukup aku aja yang kamu sakitin".

"Enggak untuk Shania."

"Gab, aku gak cinta sama Shania"

Gaby tidak menyangka kalau Beby akan mengatakan itu, jelas2 baru pagi tadi dia mendengar sendiri, kalau mulut Beby mengatakan kata sayang pada Shania.

Plak!!!

"Jaga mulut kamu!"

Beby menyentuh pipinya yang ditampar lagi akibat mulut lancang nya.

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang