Part 43

3.5K 421 83
                                    

Hampa nya kini dia sadari, saat seseorang diseberang sana mematikan telponnya dengan sepihak, sepatah katapun bahkan belum terucap.

Ada apa sebenarnya? Hatinya bertanya pada kekasihnya yang berubah sangat drastis, matanya terlihat memerah. Dia meluruh ditepi ranjang miliknya.

Dia hancur dimakan rindu, rindu yang mengrogoti hidupnya.
Bahunya terlihat naik turun, dia terisak begitu pelan, dia hanya tak mau orang rumahnya mengetahui kalau dia menangis.

Dia menegakan kepalanya, mengusap air matanya begitu kasar, tangannya mengetik nama seseorang yang kini akan dia telpon.

Shanju.
Nama itu terlihat dilayar ponsel milik Gaby.

"Halo"

"Gaby"

"Are you ok??"

"Gaby can your hear me?"

"Gab??"

Suara manis dari sosok Shania tak Gaby jawab sekalipun, suara diseberang sana semakin menunjukan rasa khawatirnya.

Siapa yang tidak khawatir? jika seorang sepupu menelponnya hanya suara terisak yang dia dengar.

"Shaniaaaaa aku pengen ketemu"





-----------------------------


Malam yang hitam dengan angin yang sangat kencang, Kinal baru saja selesai dengan tugas kampusnya, di ranjang sebelahnya Yona sudah tertidur dengan lelap, waktu memang sudah cukup malam.

Kinal hendak bangun membersihkan diri sebelum tidur, tapi niatnya dia urungkan, senyumnya mengembang saat nama Veranda tampil di layar pintarnya.

"Halo Ve"

"Halo Kinal, sedang apa? Apakah kamu merindukan ku?"

"Sedang duduk baru saja menyelesaikan tugas, oh tentu aku sangat merindukanmu, bagaimana dengan kamu?"

"Kok geli ya nal hehe"

"Haha kaya rapat paripurna ya bahasanya"

"Haha iya, maaf ya sayang baru bisa ngabarin, baru selesai semua nih"

"iya gapapa Ve, tadinya mau aku telpon tapi takut kamu udah tidur, jadi aku gak jadi deh"

"Hehe setelah denger suara kamu aku mau tidur"

"Sekarang kan udah denger jadi tidur ya"

"Sebentar lagi"

"Masih kangen ya?"

"Banget"

"Nal"

"Ya?"

"Pengen peluk"

"Ini aku lagi peluk kamu, peluk jauh ehehe"

"Emang bisa?"

"Bisa dong, nih kan lagi aku peluk, kerasa enggak?"

"Enggak"

"Coba deh matanya merem trus bayangin kalau sekarang aku lagi meluk kamu"

"Udah?"

"Heem"

"Gimana?"

"Makin kangen"

"Hahaha sabar ya Ve"

Brak!

"Aduh"

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang