Kini sampailah kaki mereka bertapak pada lantai bandara yang dingin, hiruk pikuk ramai suara orang berlalu lalang membuat Veranda semakin menggengam erat tangan Kinal.
Kinal tersenyum, memberi kekuatan pada kekasihnya, keduanya berjalan dibelakang kedua orang tua Veranda, dengan tangan Kinal yang menggeret koper milik Ve.
Detik-detik waktu mulai berkata.
Bertanda Veranda akan menghilang.
Pelukan erat mulai menyapa.
Tangisan haru mulai terdengara."Jaga diri baik-baik disana sayang, kabarin mamah terus"
"Jangan lupa makan, jangan kebanyakan tidur malem"
Pelukan hangat dari sosok ibu memang pelukkan yang pling berharga dari apapun.
Mamah Veranda melepaskan pelukaanya, mengusap airmatanya sendiri, tersenyum agar anaknya bisa tersenyum juga.
"Bilang ke dokter pembingingmu kalau kamu anak dari Dr.Tanu, Ve" Ucap papah Ve mencoba menggoda Veranda.
Veranda memang tidak suka jika papahnya bersikap seperti itu.
"Papah ih"Papahnya tersenyum, kemudian memeluk gadis kecil yang kini sudah beranjak dewasa.
"Kasih tau papah kalau dokter disana memperlakukanmu tidak baik"
Veranda mengangguk dalam pelukan papahnya, anak kesayangan tuan Tanumihardja ini memang sangat manja.Kata demi kata perpisahan mulai terucap.
Kata-kata cinta mulai terdengar mengisi ruang kosong dalam telinga Veranda.Kini dia menatap sosok yang sedari tadi diam, selalu tersenyum menutupi semua kesedihannya.
Veranda langsung menghabur memeluk Kinal didepan kedua orang tuanya.
Memeluk kinal begitu erat, menghirup dalam aroma vanilla dalam tubuh Kinal, menyimpannya dalam memori ingatannya untuk 3 bulan kedepan.
Sedangkan Kinal menimang tangannya ragu, tapi tidak lama dari itu dia membalas pelukan Veranda tidak kalah erat.
"Jaga diri baik-baik Veranda"
"Kamu juga"
"Kalau ada dokter ganteng kenalin ke aku juga ya, Ve"
Suara mamah Ve terkikik geli mendengar ucapan Kinal, Veranda langsung melepaskan pelukaanya memukul Kinal dengan pipi yang dia gembungkan.
"Hehe"
Ucap Kinal tersenyum begitu kaku, menyentuh tengkuknya, menghilangkan rasa gugup dan malu ditertawai oleh kedua orang tua Ve.Ya, Kinal hanya tidak ingin hanyut dalam sebuah perasaan itu, dia takut dia tidak bisa mengontrol nya, mungkin jika saat ini kedua orang tua Ve tidak ada disini dia akan memeluk Veranda dan tak akan melepaskannya, mengatakan kata cinta dan kesedihannya ditinggal Veranda.
Veranda mulai melangkah meninggalkan semuanya, pesawatnya sudah datang.
Lambaian tangan mulai terangkat
Dia melangkahkan kakinya begitu berat, senyum manis bidadari Tuhan itu kini terasa menyedihkan.Papah Veranda merangkul bahu Kinal, matanya menatap sosok Veranda yang sudah menghilang di ujung bandara ini.
"Cuma 3 bulan kok Nal" Ucapnya lagi, menepuk bahu Kinal, tersenyum pada Kinal.
Kinal masih diam terpaku, mengatur ritme detakan jantungnya, dia tidak menyangka kalau papah Veranda akan mengatakan demikian, seakan tau apa yang sedang ia rasakan.
__
Dia duduk di kelas yang terasa kosong atau mungkin hatinya yang kosong, dia sedang teringat.
Tepatnya mengingat kebersamaan yang panjang.
Melewati masa demi masa
Melewati hari demi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.