Part 17

5K 495 36
                                    

Sinar mentari yang terang masuk menembus kaca kamar seorang gadis yang kini masih menyembunyikan dirinya dibalik selimut milik temannya.

Sinar mentari yang seakan mengetuk kaca kamarnya itu memaksanya membuka matanya.

Tubuhnya terlihat menggeliat meregangkan otot-otot pada tubuhnya.

"Euh" ia mengerang memegangi kepalanya, ia merasakan sedikit pusing pada kepalanya.

"lo udah bangun mi?" Tanya Melody yang masuk membawakan sarapan untuk Naomi.

"Kok ada lo?" Tanya Naomi yang belum sepenuhnya sadar.

"Semalem lo mabok, mangkanya gw bawa lo kesini" jawab Melody.

"Masa sih?" Tanya Naomi yang masih mengumpulkan kesadarannya.

Melody hanya mengangguk dan menaruh nampan yang berisikan semangkok bubur hangat dan juga obat untuk Naomi.

"Sarapanya dimakan ya, trus obatnya di minum" tukas Melody.

"Lo gak usah ke kampus dulu, biar nanti gw absenin, gw pergi ke kampus dulu ya Mi" ucap Melody melangkah kan kakinya menjauh dari Naomi.

Seperginya Melody. Naomi sedikit mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada dirinya, pikiranya seakan pergi menerawang pada kejadian malam tadi.

Dahinya mengekerut, saat ia mengingat apa yang sudaah terjadi pada dirinya.

Kini dadanya terasa sesak mengingat Kinal yang begitu dekat dengan Veranda, dalam otaknya mengumpul segala pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada Veranda, dia sedikit menggelengkan kepalanya ia terlihat berdiri dan memasuki kamar mandi.

Naomi berfikir tidak ada gunanya jika harus berdiam diri dikamar dengan beribu pertanyaan yang menganggu pikirannya.

Tak butuh waktu lama kini ia siap dengan menggunakan baju milik nya yang memang berada dikosaan Melody.

Ia melangkah kan kakinya menuruni tangga kosaan Melody, bubur yang Melody siap kan susah payah tak ia sentuh sama sekali. Padahal sejak kemaren perutnya sama sekali tak terisi.

Kini Naomi berdiri dipinggir jalan mencari sebuah taksi yang lewat, sudah sekitar 15 menit ia berdiri namun taksi tak kunjung ada, tangannya ia angkat menutupi matanya dari sinar matahari yang sangat menyengat.

Matanya sedikit ia picingkan saat sebuah motor matic berwarna hijau berhenti didepannya.

"Kinal"

Kinal terlihat memberikan helmnya kepada Naomi, tersenyum begitu manis.

"Naik ka" ucap Kinal yang membuyarkan lamunan Naomi.

Naomi hanya menurut saja mengikuti ucapan Kinal.

"Kaka kok bisa disini?" Kini Kinal menbuka suaranya, sedikit mengencangkan suaranya yang memang beradu dengan mesin-mesin dijalan yang sudah cukup ramai.

Waktu menunjukan pukul 10 pagi, keadaan jalanan memang sangat padat, sinar mentari yang begitu terang membuat ini terasa begitu panas seakan matahari sudah berada diatas kepala kita.

"Gw nginep dikosaan Melody" ucap Naomi.

"Ohh iya iya, kok gak bareng sama ka Mel?" Tanya Kinal lagi.

"Dia kelas pagi" ucap Naomi seadanya.

"Kaka sakit ya?" Ucap Kinal.

"Enggak"

"Kirain sakit, ngirit gitu ngomongnya" ucap Kinal.

Naomi hanya diam, menatap kosong jalanan, kini orang yang membuat hatinya berantakan ada didepannya namun ia seakan membisu bibirnya bungkam tak sesuai niat awalnya yang ingin melontarkan banyak pertanyaan.

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang