Ia terlihat mengacak wajahnya frutasi, ia kini sedang melaksanakan praktenya, dia berada didalam ruang operasi membedah tubuh manusia.
Bulir-bulir keringatnya terlihat berjatuhan, fikirannya sungguh terkuras, memikirkan Melody yang marah kepadanya, praktenya jadi tak fokus, ia selalu salah mengambil langkah dan mengulangnya terus seperti itu.
Ghaida meliriknya dari tempat yang tak jauh berbeda dari nya, Ghaida dan Veranda memang berada dalam satu klompok tugas praktek kali ini, jadi mau tak mau, Veranda harus mengeluarkan suaranya dan mengajak bicara pada Ghaida.
Rasanya benci sekali menatap muka Ghaida yang tanpa rasa bersalah, jelas-jelas tadi Melody melihat adegan yang membuatnya salah paham, namun Ghaida terlihat santai menanggapi itu semua.
Veranda terlihat membuka masker dan handscone streril pada tangannya, ia sedikit mengelap keringatnya, berjalan lelah menuju lokernya.
"Ve, tunggu" ucap Ghaida.
Veranda terus berjalan melangkah, membuka lokernya menaruh segala peralatan praktenya, ia sama sekali tak menghiraukan Ghaida.
Kini Ghaida sudah berada disampingnya berdiri didekar lokernya.
"Apa?" Ucap Ve.
"Lo marah?" Tanya Ghaida.
"Gw minta maaf Ve" ucap Ghaida lagi.
Veranda memutar bola matanya malas menanggapi semua ucapan Ghaida.
"Harusnya lo minta maaf ke Melody bukan ke gw" ucap Ve ketus.
Ghaida mengambil tangan Veranda seakan memohon maaf kepada Veranda.
"Veranda" teriak Kinal dari arah yang tak jauh dadi Veranda dan Ghaida.
Ve langsung melepaskan tangannya dari Ghaida, saat matanya menatap sosok Kinal.
Kinal melangkahkan kakinya menghampiri Veranda.
"Udah selesai? Yuk pulang" ucap Kinal meraih tangan Ve dan tak menghiraukan kehadiran Ghaida.
Veranda hanya mengangguk tersenyum menanggapi ajakan Kinal.
"Sialan" desis Ghaida melihat Kinal dan Veranda berjalan meninggalkan dia sendiri.
Ghaida berjalan pergi melangkahkan kakinya menuju fakultas Kefarmasian, ya fakultas Melody.
Veranda memang tak bisa ia dapatkan, namun Melody selalu bisa ia buat bertekuk lutut didepannya.
Biarpun Ghaida selalu saja berbohong dan mencari alasan atas kebohongannya Melody selalu mempercayai itu semua.
"Sayang" sapa Ghaida berjongkok menghadap Melody yang sedang duduk di taman Fakultas kampusnya.
Melody tidak bergeming, ia sibuk membaca buku nya lebih tepatnya pura-pura sibuk. Melody menunggu alasan apa yang akan Ghaida utarakan lagi kepadanya, rasanya ia mulai bosan menerima alasan Ghaida.
"Tadi itu gak sengaja, Ve kepleset Mel" ucap Ghaida jujur.
"Masa temen kamu mau jatoh aku diem aja" ucapnya lagi.
"Jangan marah ya, kamu tau kan aku sayang banget sama kamu" ucap Ghaida lagi.
Kini Ghaida mengambil buku yang Melody baca menutupnya dan menaruhnya diatas kursi yang di duduki Melody.
"Apa?" Ucap Melody.
"Jangan Marah Mel" ucap Ghaida sendu.
"Aku gak marah"
![](https://img.wattpad.com/cover/113957782-288-k948801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.