Surabaya, 2 Desember.
Saat daun kering berjatuhan
angin membelai diri membawa air sisa hujan semalam, dua gadis dengan senyum yang manis terlihat duduk berhadapan menikmati sarapan pagi mereka.Gadis dengan eyesmile itu terlihat bersemangat menceritakan semua hal yang dia rasakan, sedangkan satu lainya hanya terdiam, menanggapi semua ucapan sepupunya itu dengan seadanya.
Rasanya memang sia-sia, pengorbanan dia dari Jakarta ke Surabaya untuk menemui kekasihnya.mungkin kini hanya kecewa yang dia rasa. Dia sudah mencoba mendatangi kampus tempat dimana pujannya menimba ilmu tapi hasilnya nihil, no telpon ya pun selalu tidak aktif.
Mungkin kini dia sadar kalau dia benar-benar dilupakan.
"Gab, kok ngelamun?" Suara Shania memecah keheningan diantara mereka. Gaby yang ditanya sedikit tersentak, kemudian dia memberikan senyuman khasnya dengan lesung pipi yang membuat dia terlihat manis.
"Kenapa? Masih belum bisa dihubungin?"
Kali ini Gaby mengangguk, menampakan wajah sendunya, Shania yang melihat itu hanya bisa menarik nafasnya, menyentuh tangan Gaby untuk dia genggam.
"Sabar ya, mungkin pacar kamu sibuk"
"Gak tau deh, Nju"
"Jangan nyerah gitu dong, semangat oke!" Ucap Shania memberi semangat pada Gaby. mengangkat tanganya seperti orang yang sedang orasi.
Gaby hanya tersenyum melihat tingkah Shania yang terlihat lucu, dokter muda itu memang terlihat kekanak-kanakan, berbeda sekali jika sudah menangani pasiennya. Dia akan menjadi sangat dewasa.
"Oh iya gab, hari ini jadi hunting buku?" Lanjut Shania menguyah roti terakhirnya.
"Hm jadi, kenapa?"
"Mau bareng? Gw ngelewatin toko buku itu kok"
"Emang gapapa?"
"Ya gapapa, emang kenapa?"
"Ya kali kamu ke ganggu gitu, kan mau pacaran" Ucap Gaby menaik turunkan alisnya menggoda Shania.
"Idih apaan deh"
Wajah Shania terlihat bersemu merah karna malu.
Suara tawa Gaby menggema karna wajah Shania yang malu-malu, seketika diam saat suara mesin mobil berhenti tepat dihalaman rumah Shania.
"Itu keknya dia deh, gw keluar dulu ya Gab"
Gaby mengangguk, hatinya menghangat perih dia mengingat sosok Beby, ntah kenapa setiap Shania menceritakan Kekasihnya, Gaby selalu teringat akan Beby.
Sore ini Gaby akan pulang keJakarta, karna senin besok dia sudah harus kembali menjalani aktifitas seperti biasanya, dan pagi ini dia memang berniat untuk refresing, ya sekedar mencuci otaknya agar tidak teringat Beby.
"Kinal, nanti jemput Gaby di bandara"
"Gw mau jemput yona gak bisa"
"Jahad, mentang-mentang Yona lebih cantik"
"Iyalah"
"Plis nal, Lidya masih di bandung, Jeje gak mungkin mau, trus Gaby mau minta tolong siapa lagi?"
"Supir lo kan ada"
"Gak mau, Gaby maunya dijemput kinal"
"Nyusahin lo"
"Jemput ya ya?"
"Jam berpa?"
"Yey!! Jam 7 Kinal cantik"

KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.