Part 35

4.5K 473 18
                                    

Pikirannya menggantung
Bagai mendung, dia mengasingkan dirinya sendiri, ingin marah tapi tak bisa, dia hanya diam berdiri menatap orang yang lalu lalang.

Rindu nya ia redam cintanya ia hempaskan sendiri bagai petir
Yang semakin terasa getir.

Dia sengaja menyendiri, menjauh dari teman-temannya, ia sengaja mengajak dirinya sendiri sesaat berteduh dari lara.

"Gw gak tau apa yang lo pikirin, tapi gw gak seperti apa yang lo pikirin"
"Lo tau cinta yang ada di hati gw untuk siapa"
"Kalau lo memang cinta sama dia, gw siap bantu lo buat deket sama dia"

"Tapi dia gak pernah cinta sama gw"

"Lo nyerah? Bahkan lo belum memulai apapun, dari mana lo tau kalau dia gak cinta sama lo?"
"Apa lo udah pernah bilang kalau lo cinta sama dia? Apa dia bilang kalau dia gak cinta sama lo?"

Lidya tertegun mendengar ucapan Kinal, apa yang Kinal bicarakan ada benarnya juga. Dari mana dia tau kalau Melody tak mencintainya? Mengatakannya saja tidak pernah. Dia malah sibuk meredam sakit, menghilangkan cinta nya untuk Melody.

Lidya menatap Kinal seakan berkata "apa benar?", Kinal hanya tersenyum menepuk bahu Lidya, memberi kekuatan dan semangat untuk sahabatnya itu.

"Gw duluan ya Lid, kasian Yona besok ada kuliah pagi"

Lidya mengangguk menjawab ucapan Kinal, selama ini Lidya salah menilai Kinal, Lidya pikir Kinal mendekati Melody juga, tapi tidak. Dia merasa sangat tidak enak dengan Kinal, sudah bersikap tak enak kepada Kinal beberapa minggu belakangan.

Sesuai rencana awal, setelah urusan kuliah selesai mereka memang pergi ke suatu mall untuk menonton bioskop dan mengisi perut, tapi Gaby dan Jeje pulang duluan setelah acara menonton selesai dan Lidya pun memutuskan untuk berpisah dengan Yona dan Kinal, karna Kinal merasa ada hal yang harus ia selesaikan dengan Lidya dia menyusul Lidya dan meninggalkan Yona, hanya sebentar.

"Ini langsung pulang nal?"

"Iya, emang mau kemana lagi?"

"Euu.. Ke toko buku bentar bisa gak?"

Kinal mengerutkan dahinya, dia merasakan ada yang beda dari Yona, dia terlihat lebih sopan dan bersahabat.

"Emang mau nyari buku apa? "

"Buku buat tugas besok gitu, tapi kalau kamu buru-buru, gapapa kok aku sendiri aja"

Kinal menaikan alisnya tersenyum jail
"Yakin?"
"Emang lo udah tau jalan?"

"Eu.. Ya tau lah, lagian kan sekarang ada ojek online"

"Ohh gitu.. Yaudah deh gw duluan aja nih?"
"Setau gw sih kalau udah malem ojek online agak susah si"
"Tapi ya terserah lo deh"

Yona menggigit bibirnya sendiri, matanya ia edarkan ke sembarang arah, ada keraguan dalam hatinya. Matanya kemudian menatap mata Kinal, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum jail.

"Hahahahah"
"Muka lo lucu banget sih, gak usah tegang gitu deh, gw bcanda doang Yona"
"Lagian gw gk tega juga biarin lo pulang sendiri"

Kinal menarik tangan Yona menggenggamnya lembut. Yona hanya diam menahan malu, mengikuti langkah Kinal, dia tersenyum melihat Kinal bisa tertawa lepas seperti tadi, karna semenjak kejadian pagi tadi, ada yang mengganjal di hati Yona, banyak pertanyaan di otaknya, siapa perempuan itu dan ada hubungan apa dengan Kinal.

**
Suara ramai knalpot motor, pecah, memekik gendang telinga
Raungan mobil seakan mendengung memecah pendengaran.
Bersahutan saling menyaut.
Membelah malam di suatu jalanan

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang