Part 27

4.9K 468 33
                                    

"Apaan sih lebay banget deh."

"Itu kan cuman film"

"Tapi serem Ve"

"Halah orang cuman boneka cemong-cemong doang serem dari manannya? Sereman juga kamu."

"Ve mah"

Kinal dan Veranda baru saja keluar dari bioskop, menonton sebuah film horor yang tentu saja film itu adalah film pilihan Veranda.

Sepanjang film diputar Kinal hanya memejamkan matanya tak memperdulikan Ve yang dengan serius menontonnya.

Mukanya ditekuk menatap sebal kearah Ve yang dengan ekpresi tanpa dosa, terus berjalan mendahului Kinal.

"Lain kali aku gak mau ya nonton begituan"
Ucap Kinal menyusul langkah Ve.

"Begituan gimana?" Tanya Ve mengerutkan dahinya bingung.

"Iya film horor gitu, pikirannya udah kemana-mana aja"
Jawab Kinal.

"Ih apaan kan aku nanya, memastikan gitu"

"Yayaya"

"Makanlah Ve, laper."

"Emang kamu ada uang?"

"Gak ada sih hehe" ucap Kinal menggaruk lehernya.

Ve hanya mendelik malas, mendahului langkahnya lagi.

"Bayarin lah Ve, nanti aku ganti deh kalau mami udah transfer"

"5x lipat?"

"Astagfirullah, ai kamu rentenir?"

"Yaudah kalau gak mau mah"
Ucap Ve lagi-lagi berjalan mendahului Kinal.

"Punya pacar pelit banget" gerutu Kinal.

"Untuk cinta, untuk cantik" gerutu Kinal lagi.

Setelah perdebatan masalah uang, kini keduanya sudag duduk disebuah tempat makan cepat saji untuk mengisi perutnya.

"Pelan-pelan makannya Kinal" ucap Ve yang melihat Kinal seperti orang yang tak makan berbulan-bulan.

"Lamper umVe" ucap Kinal yang tak terlalu jelas karna mulutnya penuh dengan makanan.

"Telen dulu ih baru ngomong" ucap Ve gregetan.

"Aku laper sayang"
Ucap Kinal saat sudah menelan semua makananya.

"Iyaiya, tapi pelan-pelan dong Nal"

"Tuh kan jadi blepotan makannya"

Ucap Ve mengambil sisa makanan yang berada diujung bibir Kinal.

"Hehe"

Kinal hanya memberikan senyuman bodohnya, jantungnya selalu seperti ini, berdetak lebih cepat saat Ve menyentuhnya. Dia selalu terlihat bodoh kalau sudah seperti ini, pesona Veranda tak bisa ia hindari.



**



Kejadian siang tadi dimana ka Naomi tiba-tiba menciumku itu sukses membuat aku dihakimi begitu saja oleh Veranda.

Tapi dengan kegigihanku, dia akhirnya mau memafkanku. Dan dia hanya berkata apapun yang berhubungan dengan Naomi dia harus mengetahuinya, sebenarnya tanpa ia minta pun akan aku ceritakan semua, kepercayaanya tak akan pernah aku sia-siakan.

Sekarang aku dan dia berada didalam mobil, waktu sudah cukup larut, tadi pulang dari kampus kita tidak langsung pulang, kita memutuskan untuk menonton film dan makan terlebih dahulu.

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang