Siapa yang bisa menampik datangnya cinta? Cinta datang dan tumbuh dari dasar hati, saat cinta sudah memenuhi ruang hati, resah mungkin akan dirasakan.
Kenapa saat kita merasakan cinta kita juga harus merasakan sakit?
Mungkin itu hanya untuk sebagian orang dan Yona salah satunya.Saat cintanya semakin tumbuh dalam hati, hingga resah pun tak dapat dia tahan, dan kini cemburu dia rasakan.
Dia merangkul tubuhnya sendiri mengikis dingin yang semakin dia rasakan. Menelusuri jalanan basah mencoba menghapus setiap jejak cintanya.
Bisakah cintanya mengerti? Bisakah cintanya memahami? Kalau sekarang dia sedang merasakan cemburu. Seperti bulan yang cemburu pada hujan yang beberapa menit yang lalu menguasai langit, bulan itu pergi menyembunyikan dirinya dari gelapnya langit.
Dan Yona pun melarikan diri dari cintanya, dia tidak ingin semuanya semakin larut jatuh di hati yang salah.
Sekarang dia duduk menyandarkan tubuhnya yang kecil pada kursi yang masih terlihat basah akibat hujan.
Kinal memang berhasil membuat Yona pulang dengan nya, karna rasa penasaran Yona terhadap apa yang Kinal iming-imingi. Padahal kenyataanya dia tidak mendapat info apa-apa dari Kinal.
Gadis itu memang sangat senang menggoda wanita yang mencintainya, bukannya menceritakan apa yang dia janjikan, dia malah menceritakan bagaimana bahagianya dia bertemu dengan kekasihnya, siapapun itu pasti akan cemburu seperti Yona.
Cemburu memang selalu mengupas rasa sakit, menggeliat dalam jiwa, tetesan hujan kini dia rasakan lagi, tubuh kecilnya bangkit berlari menghindari hujan yang akan semakin membuat hatinya basah.
Dia mengerutkan dahinya, kenapa kini hujan tak dia rasakan lagi? Padahal jelas didepannya tetesan hujan itu semakin nyata.
"Kenapa harus hujan-hujanan?"
Kinal sudah berdiri disampingnya menampakan wajah khawatir dengan payung yang menutupi tubuh mereka berdua.
"Kalau sakit gimana?!" Kinal memberikan gagang payung pada Yona dengan rasa sedikit jengkel dan dia membuka payung lainnya untuk dirinya sendiri.
"Kenapa?" Tanya Yona bingung melihat Kinal yang seakan menampakan wajah khawatirnya.
Kinal mengalihkan pandangannya, tatapan Yona membuat dia kehilangan kata-kata untuk mengelak, dia hanya tidak ingin Yona besar kepala karna dia khawatirkan. "Ya, gapapa, gw cuman ngingetin, lusa udah masuk kuliah, kalau lo sakit gw ke jakarta duluan."
Yona mengangguk, tersenyum tipis bahkan hampir tak terlihat.
"Kenapa bisa disini?""Gw juga gak tau kenapa gw kesini."
Yona menaikan alisnya menatap Kinal heran, yang di tatap lagi-lagi mengalihkan pandangannya.
"Yaudahlah gak penting juga kenapa gw bisa disini, mending sekarang kita pulang"
Kinal berjalan mendahului Yona. Yona hanya menggeleng mengikuti langkah Kinal.
.
."Kamu kemana aja sih Neng? Mamah telponin kok gak diangkat? Bikin khawatir aja."
Yona dan Kinal baru saja memasuki rumah, Kinal dan keluarganya memang masih disini, karna masih liburan jadi apa salahnya berkumpul.
Mamahnya menatap Yona khawatir, terlihat berlebihan, ya mau bagaimanapun seorang ibu pasti akan mengkhawatirkan anaknya.
"Maaf mah, tadi keluar sebentar cari angin" Jawab Yona dengan nada tak enak hati karna membuat mamahnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
ФанфикRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.