Tumpukan rumput yang hijau dengan air embun yang membasahi setiap helai daunya terasa menyegarkan di pagi ini.
Kakiku berjalan merasakan setiap sentuhan air embun yang segar seakan memberi refleksi pada syaraf mati dikakiku.
"Udah lama ya gak gini"
Aku langsung menoleh, tersenyum menatapnya.
Memang sudah sangat lama bisa berjalan berdua dengan dia.Dia, Verandaku.
Tangan kananku aku masukan pada kantong jaket, pagi ini cukup dingin mungkin karna semalam hujan turun begitu deras, sedangkan tangan kiriku tentu saja menggengam tangan nya, agar dia tak bisa jauh2 dariku.
Kabut yang tebal dengan langit gelap angin yang begitu kencang memang membuatku cukup kedinginan.
Hari ini hari terakhir dia di Bandung, nanti malam dia akan pulang, rasanya tidak rela tapi mau bagaimana lagi, aku harus menyimpan semua rasa tak ingin jauh darinya,seminggu kedepan, seminggu kedepan aku sudah kembali ke Jakarta liburan selesai.
"Kamu beneran ninggalin Yona sendiri?"
Aku mengangguk. Ucapanku terhenti karna si tukang bubur yang menaruh mangkok berisi bubur panas dihadapaanku dan dia.
"Bukan aku yang ninnggalin tapi dia yang mau Ve"
Karna hari ini hari minggu aku dan dia memang memutuskan untuk bertemu disini. Kawasan car free day, aku juga menggunakan pakaian olahraga karna Yona meminta ijin pada mami untuk joging bersamaku. Sebenarnya aku yang meminta tolong pada Yona agar aku bisa keluar rumah.
"Lagian kenapa sih harus dengan Yona? Emang Yona bodyguard kamu?"
"Kalau udah mami yang ngomong aku gak bisa nolak."
"Untung dia tau diri"
Aku menghentikan kunyahanku menatapnya, dia menatapku balik dengan tatapan yang begitu sinis.
"Ve, kalau gak karna Yona yang minta ijin ke mami, aku gak bakal disini loh." ucap ku lembut mencoba memberi pengertian kepadanya.
"Iyaiya"
Selanjutnya kita sama-sama diam menikmati bubur khas bandung yang pas di makan saat cuaca sedang seperti ini.
Kini aku dan dia kembali berjalan di taman yang memang tak jauh dari tempat tadi, pilihan kita jatuh pada kursi bercat putih yang langsung menghadap pada danau kecil.
"Aku pengen deh ketemu kedua orang tua kamu"
"Euu mau ngapain?" Ucapku sedikit ragu menoleh kepadanya.
"Ya pengen aja, emang gak boleh?" Tanya balik nya menatapku dengan tatapan bertanya.
"Ya, boleh sih, tapi gak buat sekarang ya Ve".
Dia memgerutkan dahinya. "Kenapa?"
"Kamu tau kan mami lagi marah banget sama aku gara-gara aku gak pulang tepat waktu dan nilai uas ku jelek, ya aku gak mau aja semuanya jadi makin sulit, ngerti kan?"
Dia membuang tatapanya beralih menatap danau kecil yang tenang dihadapan kita.
"Heem""Ve"
"Hm?"
"Aku tanya sesuatu boleh?"
"Apa?"
Aku diam sejenak, tatapanya kali ini begitu mengintimidasi, aku semakin hanyut dalam binar bola matanya yang indah. Ada debaran halus pada dadaku, aku terlalu takut untuk mengataka hal yang harus dia tau.

KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.