Udara dingin khas pegunungan menelusup kulit dua gadis yang berdiri sejajar, memegang gelasnya masing-masing. Mereka terlihat perdebatan kecil yang lucu.
Dengan suara berat khas nya, Lidya menatap jengah pada Melody yang terus meminta minumanya."Kamu kan punya sendiri, kenapa sih narik-narik punya ku?"
"Kan aku mau nyobain, pelit banget" Jawab Melody dengan bibir yang dimajukan.
"Emang"
Lidya menyeruput lagi minuman hangat itu tanpa memperdulikan Melody yang memasang muka juteknya.Mereka berdua berdiri sejajar ditepian bukit, dengan hamparan kebun teh yang asri. Lidya memang ikut dengan Melody berlibur ke Bandung. Sudah 2 hari mereka berada di bandung, dan siang ini mereka akan pulang.
Rambut Lidya, dia biarkan tergerai dengan topi hitam yang menutupi kepalanya, Lidya yang memiliki tubuh lebih tinggi dari Melody dengan mudah menyentuh ujung kepala Melody, menepuk nya halus.
"Gitu aja marah"
"Kamu pelit"
"Lagian apa bedanya sih? Ini kan sama aja teh, rasanya juga pasti sama, Mels" Lidya menatap wajah samping Melody dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya karna angin yang bgitu kencang.
"Ya, aku mau nyobain punya kamu"
"Siniin punya kamunya, nih pegang punya aku" Akhirnya Lidya mengalah dia memberikan minumannya dan mengambil minuman milik Melody.
Melody pun tersenyum menang, menyeruput pelan minuman yang baru saja Lidya berikan.
"Beda?" Tanya Lidya menatap wajah Melody yang seakan berfikir tentang rasa apa yang dia rasakan.
Melody mengangguk. "Kaya ada pait-paitnya gitu" Seringai jahat tampil di wajah Melody, dia berlari menjauh dari Lidya sebelum bayi besarnya itu mengejar nya.
"Heh pendek sini kamu!"
Lidya menangkap Melody bagai tawanan yang lepas, Melody dipeluk dari belakang, dan Lidya tak akan melepaskannya.
Tubuh Melody yang kecil dengan mudah Lidya tangkap, Melody tertawa meminta agar Lidya melepaskan ya.
"Oh jadi mau ngeledek ya? berani ya sama aku" Lidya menyentil ujung hidung Melody, mereka kini berhadapan, dengan Melody yang memeluk Lidya, mendongakan kepalanya agar bisa menatap kekasih nya itu.
"Hehe"
.
"Lids"
Lidya menoleh kan kepalanya, matahari semakin beranjak siang datang meninggalkan pagi yang dingin.
"Hm?""Aku suka kamu pake topi"
Kembali Lidya menolehkan kepalanya pada Melody yang berada di kursi penumpang.
"Jadi makin cantik ya?" Ucapnya diakhiri senyum dengan lesung pipinya yang khas.Melody menggeleng menjawab pertanyaan Lidya.
"Trus?" Lanjut Lidya.
"Jadi makin cinta"
Lidya tersenyum, tanganya terulur mengusap kepala Melody. "Dasar pendek"
"Hehe"
Lidya hanya menggeleng melihat Melody yang tersenyum begitu lucu,keduanya kini memutuskan untuk kembali ke Jakarta.
Jatuh cinta kini baru Melody rasakan,hal yang tiba tiba dan tak pernah dia sadari kehadirannya.
Sehingga tak ada yang bisa bertanggung jawab atas perasaannya itu. Hanya ada dua akhir dari jatuh cinta, yaitu berakhir bahagia atau berakhir patah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.