Part 10

5.4K 490 29
                                    

Aku tersenyum mengingat kejadian dikampus tadi, tingkahnya itu menjengkelkan namun membuatku gemas, ada-ada saja.

Aku masih mengenakan pakaian yang ia berikan tadi, rasanya seperti sedang berada didekatnya, ah berlebihan sekali memang tapi ya gimana, memang itu yang aku rasakan.

Kalau dipikir-pikir dia itu memang cantik sangat cantik untuk ukuran manusia, dia terlihat seperti bidadari yang tuhan kirimkan untuk menemaniku di bumi.


Hahahahaaha.



Yaa biarkan sajalah menghayal tak bayar ini kan jadi bebas dong aku mau berkhayal tentang apapun. Tapi jika mengingat semua mulut pedasnya tingkahnya yang membuat ku selalu mati kutu rasanya inginku acak-acak muka cantiknya itu, aku selalu kalah saat berargumen dengannya, payah sekali.

Ntah ada apa diatap kamar kosanku ini rasanya bibirku selalu menampakan senyum yang tak pernah pudar. Apa karna memikirkan ka Veranda? Ntahlah.


Sebaiknya sekarang aku bersiap untuk mandi dan mencari makan tentunya.





**




Musim pancaroba seperti ini angin memang berhembus sangat kencang, angin seperti ini membuat siapa saja yang tak mempunyai daya imune yang tebal bisa saja langsung sakit.

Kinal berjalan menulusuri jalanan jakarta yang tentu saja ramai, dengan jaket yang diberikan oleh Veranda membuat tubuhnya hangat ia terus berjalan mencari tukang nasi goreng untuk mengisi perutnya.

"Kota segede ini, nyari tukang nasi goreng aja susah banget kek nyari jodoh" gerutu nya.

Kinal memang sedang menghemat biaya hidupnya, membeli makanan yang murah meriah namun masih bisa membuatnya kenyang hingga... ya 5 jam mendatang.

Saat sudah berjalan cukup jauh, langkahnya terhenti ada sebuah mobil yang berhenti mengarahkan lampunya, membuatnya memejamkan mata karna silau.

Lampu mobil itu mati dan kinalpun membuka matanya, kaca mobil tersebut terlihat terbuka menampakan gadis mungil dengan wajah putih nya yang selalu membuat Lidya iri.

"Kinal" sapanya.

"Mau kemana?"

Kinal mengerutkan dahinya, namun kemudian tersenyum mendapati siapa yang menyapanya.

"Eh, ka Mel" ucapnya tersenyum begitu ramah.

"Mau cari makan nih ka"

"Oh cari makan, kebetulan aku juga mau cari makan, mau bareng?"

"E...m boleh deh" ucap Kinal yang langsung masuk ke mobil Melody duduk disampingnya.


Mobil melaju begitu santai mencari sesuatu yang bisa membuat perut dua gadis ini kenyang.

"Kamu ngekos disini?" Tanya Melody.

"Iya hehe"

"Wah, aku juga ngekos daerah sini loh Nal"

"Masa sih ka? ku pikir ka Mel, tinggal dirumah sendiri"

"Aku bukan orang jakarta lagi Nal" ucapnya yang tetap fokus pada jalanan.

"Ohyah? Kalau boleh tau ka Mel orang mana?"

"Bandung" ucapnya memberikan senyum khas Melody kepada Kinal.

"Loh ternyata, aku juga orang bandung ka" lanjut Kinal dengan sumringah.

"Hehe, aku udah tau" lanjut Melody.

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang