Part 47

3.2K 391 50
                                    

Malam ini langit begitu terang,mungkin langit sudah puas mengeluarkan kesedihannya dan malam ini dia membiarkan bintang bersinar menerangi malam.

Veranda dan Kinal  berdiri menatap luasnya langit, menikmati setiap kebersamaan yang kian menipis.sebentar lagi kebersamaan ini akan hilang dalam hitungan jam. Ya, benar karna besok pagi Veranda sudah harus pergi lagi ke Surabaya menyelesaikan tugasnya.

"Kamu tau itu bintang apa?"

Kinal menoleh ke Veranda kemudian matanya mengikuti arah tangan Veranda.

Veranda menunjuk sebuah bintang yang begitu terang diantara bintang lainnya.

"Apa?"

"Itu Rasi bintang Orion"

"Dan aku suka bintang itu" Lanjut Veranda lagi, senyum indahnya melengkung diwajah cantiknya. Dia menyandarkan kepalanya pada bahu Kinal.

"Kenapa?"

"Orion itu berani memperjuangkan cintanya"

"Cintanya?" Kinal menatap bintang itu dengan tatapan menyelidik. Bintang yang ditunjuk Veranda memang bintang yang paling terang diantara lainnya.

"Heem, pada waktu itu orion jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Merope dan ingin menikahinya. Tapi ayah Merope, Raja Oenopion tidak begitu menyukai Orion"
Suara Veranda terdengar begitu lirih, seakan merasakan kisah Orion dan Merope.

"Kenapa? Apa orion punya salah? Atau Orion dari kalangan bawah?"

"Ntah aku juga gak tau, tapi Orion gak pernah tinggal diam dia selalu berusaha memiliki Merope dengan berbagai cara, termasuk dengan kekerasan"

"Aku pengen jadi Merope yang dicintai Orion dengan tulus, Kamu tau? Pada waktu itu Oenopion salah satu penyihir, menyihir Orion"

"Lalu apa yang terjadi?" Kinal begitu antusias menanyakan hal itu kepada Veranda yang kini kembali menegakan kepalanya menatap bintang Orion.

"Orion di sihir untuk tidur panjang, matanya juga jadi buta. Aku gak tau nasib Merope seperti apa, yang aku tau setelah bangun dari tidur panjangnya orion meminta seorang peramal untuk membantu nya dan orion menjadi pemburu yang gagah, dimana ada seorang wanita bernama Dewi Artemis jatuh cinta kepada orion namun akhirnya membunuhnya"

Kinal seakan tersihir oleh wajah cantik Veranda yang dengan nada serius nya menceritakan semua hal yang dia tau, lagi-lagi kinal bertanya, agar Veranda tak berhenti berbicara, "Loh kenapa?"

Veranda terlihat menggemaskan dengan ekspresi serius nya, itu pikir Kinal.

"Mungkin karna di hati Orion hanya ada merope dan dewi Artemis tidak menyukai itu"

Kinal mengangguk mengerti, terpaan angin malam yang kencang membuat beberapa kali Kinal harus menyingkapkan rambut Veranda yang memang tergerai bebas. Dan Veranda selalu tersenyum saat Kinal melakukan perhatian kecil untuknya.

"Aku baru baca tadi bukunya, bagus kan ceritanya?"

"Heem. Baru tadi baca tapi kamu udah bisa tau mana bintangnya"

"Untuk masalah bintang aku cuman ngarang aja, lagian rasi bintang Orion adanya januari-februari"

Kinal memutar bola matanya malas, mmenghembuskan nafasnya pasrah padahal dia sudah benar-benar menatap bintang itu dengan serius.

"Aku cuman mau ceritain kisahnya kekamu aja" Lanjut Veranda lagi dengan senyum khasnya, mengangkat dua jarinya tanda damai.

"Dasar"

KINAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang