Dinginnya malam kota jakarta malam ini masuk hingga kulit yang paling dalam.
Dua gadis sedang berjalan menelusuri setiap sudut kampus yang terasa sepi, seakan hanya mereka berdua lah yang hidup di dunia ini.
Deguban suara detak jantung mereka seakan mengiringi setiap langkah yang terasa sangat berat.
Kini terlihat satu gadis itu melepaskan kemeja yang ia pakai sejak siang tadi. Memberikan kepada gadis disebelahnya.
"Pake ini" ucapnya memberikan kemejanya, suaranya seakan memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka.
Gadis itu sedikit menatap nya menimang pikirannya seakan ia berkata "apakah tak apa-apa jika aku memakainya?"
Gadis yang sedari tadi menatap gadis bak bidadari itu hanya memberikan angggukan dan senyum mansinya menampilkan gigi gingsulnya yang menambah kesan manis pada dirinya.
"Pake Ka, udara malem gak baik" ucap Kinal.
Veranda tersenyum menerima kemeja dengan wangi parfum yang sudah bercampur keringat namun masih nyaman untuk Veranda hirup.
"Makasih"
Kinal tersenyum mengangguk mengiyakan ucapannya.
Suara angin malam seakan bernyanyi merasakan kebahgian dua insan yang kini terlihat saling tersipu malu.
Ribuan bintang diatas sana menyaksikan betapa manisnya dua gadis yang kini mulai saling terpikat.
Kini terlihat langkah keduanya mulai teratur kembali berjalan begitu rapih dengan tangan yang saling bertautan menuju tujuan utamanya yaitu mobil.
**
Mesin mobil kini sudah berjalan rapih meninggalkan sebuah kampus yang sepi yang menjadi saksi bisu drama yang begitu romantis namun menegangkan.
Hanya keheningan yang terlihat didalam mobil ini, mungkin keduanya kini sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, jalanan terlihat sepi mobil melaju begitu cepat hingga tak terasa sudah berhenti rapih didepan rumah yang cukup mewah.
Kinal memberikan kunci mobilnya kepada Veranda dan hendak keluar mobil, namun tangan Veranda dengan sigap menghentikan Kinal.
"Kenapa?"
"Gw dirumah sendiri"
"Trus?"
Veranda menampakan wajah sendunya, membuat wajahnya sesedih mungkin.
Kinal menghela nafasnya panjang mengalah tak tega meninggalkan Veranda.
"Oke oke gw nginep"
Veranda tersenyum sangat lebar menatap Kinal dengan perasaan bahagianya.
Sebenarnya Veranda berani-berani saja di tinggal sendiri karna sudah terbiasa akan hal ini. Karna memang orang tua Veranda selalu bolak balik bali-jakarta.
Namun ia hanya tak ingin Kinal pulang selarut ini, ia hanya takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan, bagaimanapun Kinal, Kinal tetaplah seorang perempuan.
**
Aku masih tak mempercayai akan apa yang terjadi malam ini, Veranda menciumku didepan Ghaida.
Sebenarnya kata-kataku yang mengaku kalau Veranda adalah pacarku hanya untuk membuat Ghaida berhenti mengganggu Veranda. Namun Ghaida tetaplah Ghaida dia bukan tipe orang yang akan melepaskan mangsanya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.