"Lo kenapa?"
Kinal melirik wajah samping Gaby yang menatap ke depan, rambut Gaby yang dibiarkan terurai, menutupi sebagian wajah sampingnya."Gapapa" Ucap Gaby dengan mata yang masih memandang kedepan.
Kini tanganya merapihkan helaian rambut yang tersikap oleh angin dia memalingkan wajahnya menatap Kinal. "Hm Nal, rasanya jauh dari ka Veranda gimana?"
"Rasanya gak enak, aku kangen dia Gab"dengan helaan nafas yang begitu berat diujung ucapanya.
"Caranya ngilangin rasa kangen itu gimana?"
"Dengan dapet kabar dari dia, gw udah bisa sedikit melepas kan rindu gw"
"LDR berat ya?"
"Tergantung, akan terasa berat jika kita tidak pernah percaya kepada pasangan kita"
"Apa kita harus terus percaya kalau dia saja tak berusaha menghubungi kita?"
"Tergantung"
"Kenapa harus tergantung?"
"Iya tergantung kita harus tau dulu apa alesan dia tak memberi kabar kepada kita, pemikiran postif dalam hubungan juga perlu Gab"
"Apa masih bisa berfikir positif kalau dia sudah tidak ada kabar 2 bulan lamanya?"
Mata kinal menatap dalam Gaby, yang di tatap hanya diam menunggu jawaban Kinal.Hening. Tak ada ucapan lagi dari Kinal, kini dia lebih memilih bangun dari duduknya, berjalan ke ujung roftop yang kian gelap.
Kinal dan Gaby memang berada di sebuah rooftop, Gaby meminta kinal datang kesini, kinal tau ada hal yang sedang Gaby tutupi, terlihat dari pertama mereka bertemu Gaby terlihat lebih pendiam.
"Cinta memang terkadang harus menunggu Gab"
"Walau kita tidak pernah tau apa yang sebenarnya kita tunggu"
Kini keduanya berdiri sejajar memandang langit mendung yang kian gelap. Angin yang begitu kencang seakan menyamarkan air mata Gaby yang sudah menetes diujung matanya.
"Gaby gak tau sampai kapan Gaby bakal nunggu dia"
Kali ini kinal menarik tangan Gaby untuk dia genggam, mereka berhadapan, Gaby menundukan kepalanya menutupi matanya yang memerah "Apa yang gak gw ketahui dari lo??"
"Gab, lo udah gw anggep sebagai adek gw sendiri, tolong bicara lo kenapa?" Tangan Gaby Kinal goyangkan menuntut penjelasaan.
"Apa ada yang nyakitin lo?? Bilang ke gw gab bilang??"
"Gaby"
"Cinta itu nyakitiin, Gaby gak percaya cinta"
"Gaby disini nunggu dia, selalu nunggu dia Kinal, tapi kenapa dia seakan hilang begitu saja??? Kenapa Kinal??" Ucap Gaby begitu menggebu mengguncang-guncang pundak Kinal yang kini hanya diam.
Kinal langsung membawa Gaby kedalam pelukan nya Gaby meronta memukuli dada Kinal, menangis melepaskan apa yang dia rasakan.
"Gw gak tau apa yang terjadi sama lo Gab, tapi yang harus lo tau cinta itu ada, bukan hanya cinta kepada seorang kekasih, tapi gw disini juga mencintai lo, gw Lidya Jeje cinta sama lo Gab, lo sahabat kita"
"Jadi tolong jangan tutupin apa yang lo rasain, gw siap Gab jadi pelampiasan emosi lo gw siap kalau itu buat lo lebih baik"
Mungkin gelap nya malam pun tak akan mampu mengelaknya.
Anginpun tak dapat lagi
berhembus mesra menjelaskan apa yang sedang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanfictionRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.