Senyumnya mengembang, tanganya dia ayunkan, kakinya melangkah menulusuri koridor rumah sakit yang masih terlihat sepi.
Hari ini adalah hari terakhir dia berada di kota surabaya, selesaii tugasnya, penantiannya kini berakhir, waktu yang terasa sulit telah dia lewati.
3 bulan berlalu, dan sudah hampir 2 bulan dia tidak bertemu dengan kekasih nya, terakhir bertemu saat liburan bulan Desember tahun lalu.
Bulan Februari datang, bulang penuh cinta, bulan yang dingin dengan hujann yang masih setia membasahi tanah yang kering.
Banyak hal yang dia lewati dua bulan ini, merayakan tahun baru bersama orang yang dia cintai bahkan merayakan hari lahir kekasihnya pun dia tidak bisa hadir, dia memang benar-benar serius melaksanakan KKN nya.
Tapi hal itu tidak membuat hubungan mereka merenggang, mereka selalu menjaga komunikasi mreka, walau dengan ribut-ribut kecil.
"Dok" Veranda berlari kecil menghampiri dokter pembingbingnya, yang tak lain adalah Shania.
Veranda banyak belajar dari dokter muda itu, dia selalu kagum dengan kedisiplinan nya, cara dia menangani pasien, cara dia menyelesaikan semua masalah yang terjadi di rumah sakit ini.
Shania tersenyum, tanganya berada pada kantong jas lengan pendek khas dokter miliknya. "Hay, Ve" Sapanya menoleh pada Veranda yang kini sudah berjalan sejajar dengan Shania.
Tapi akhir-akhir ini Shania lebih terlihat diam, tepatnya setelah Veranda datang lagi ke Surabaya pada waktu itu, menurut Veranda dokter pembingbingnya lebih banyak diam, terkadang Ve juga memergoki Shania melamun.
Veranda tidak pernah bertanya untuk hal yang bukan wewenangnya, menurutnya itu adalah privasi Shania, dia tak berhak menguliknya. Tapi Veranda selalu menebak kalau diamnya Shania ada hubungannya dengan mahasiswi muda yang akhir-akhir ini tak pernah terlihat lagi.
"Senang ya yang mau ninggalin saya sendiri" Ucap Shania menampakan raut wajah sedihnya yang dia buat-buat.
"Hehe, saya gak ninggalin dokter kok, kita bisa menjadi teman setelah ini kan?"
Shania mengangguk tersenyum.
"Sore ini pulang?""Enggak dok, mungkin besok pagi"
"Oh iya dok, berkas yang saya kasih kemarin, gimana?" Lanjut Veranda.
"Oke kok, saya tau kamu pintar Veranda" Ucap Shania dengan senyum di ujung perkataanya.
"Ah, Dokter terlalu berlebihan" Veranda membenarkan kacamatanya, tersenyum malu.
Shania hanya menggeleng gemas."Kalau begitu saya duluan ya Ve, sampai bertemu diruang operasi." Lanjutnya lagi membelokan langkahnya berbeda arah dengan Veranda.
.
Mungkin memang seperti itu, dulu saat awal memulai tugasnya ini Veranda begitu enggan, tapi sekarang saya semuannya berakhir rasanya berat meninggalkan semua hal yang dia dapat dari rumah sakit ini.
Dia melepaskan masker nya, matangnya berkeliling mengamati setiap sudut ruang operasi, yang besok tak dapat dia lihat lagi, pengalaman ini tak akan terlupakan untuk Veranda.
Di ruangan ini, dia di marahi Shania karna salah membedakan gunting, di ruang ini dia terkadang menangis merindukan Jakarta, tapi sekarang dia seakan menangis karna akan benar-benar meninggal kan ini semua.
Tanganya mengusap keringat yang menetes meluruh masuk pada pupil matanya yang indah, dia baru saja menyelesaikan tindakan operasi terakhir sebagai mahasiswi KKN.

KAMU SEDANG MEMBACA
KINAL [END]
FanficRank#40 In Factfiction. 7/8/17. Seorang Gadis 19 tahun dengan gaya petakilannya, memulai hidupnya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama diJakarta, memulai hidupnya dengan segala keunikannya.