Langit gelap telah berubah menjadi terang, bulan kembali ke peraduan dan matahari menduduki singgasananya.
Semua orang kembali kepada aktivitasnya pagi ini, lalu lalang orang berjalan maupun menaiki kendaraan sudah membuat jalanan menjadi sesak.
Bandara.
Tempat ini pun tak kalah ramainya dengan jalanan, banyak orang yang kesana kemari, mengantar dan menjemput, bahkan bertugas dan bekerja.
Seorang gadis cantik tengah berjalan keluar bandara dengan membawa satu kopernya dan barang yang lainnya. Kecantikkannya membius orang-orang yang melihat ke arahnya.
Adara Arundati Ghalya, itulah namanya.
"Selamat pagi nona Ara" sapa supirnya
"Pagi juga pak" katanya dengan nada ramah.
"Mari saya bawakan barangnya"
"Terima kasih"
"Sama-sama non"
Ara berjalan dan masuk ke dalam mobil yang menjemputnya disusul sang supir yang sudah selesai menaruh barang-barangnya.
"Apa kabar pak?" tanya Ara
"Baik non, non Ara sendiri?"
"Aku baik dan selalu baik"
"Syukurlah kalau begitu, ibu sudah menunggu non Ara dirumah. Beliau meminta agar si mbok banyak masak hari ini untuk kepulangan non Ara" cerita sang supir
"Wahh bisa-bisa aku jadi gendut ya pak hehe"
"Non Ara mah gendut juga cantik"
"Ah bisa aja nih gombalnya haha. Mama sehat kan?"
"Sehat ko non. Sudah banyak kemajuan juga non"
"Syukurlah, nanti tolong mampir sebentar di toko bunga ya pak"
"Baik non"
*****
Saat ini Ara sudah berada di toko bunga untuk membeli bunga untuk sang mama tercinta. Dirinya sedang melihat-lihat bunga yang sejuk di pandang mata."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pegawai disana.
"Ah iya, saya mau beli satu bouquet bunga yang cantik. Bunga apapun yang penting cantik" Pinta Ara
"Baik, tunggu sebentar"
"Iya"
Ara kembali melihat-lihat bunga yang ada disana, senyum merekah di bibirnya ketika memandang bunga-bunga yang indah tersebut.
Kakinya kembali melangkah untuk melihat bunga yang lain, namun tiba-tiba..
BRUG.
Seseorang menubruk tubuh tegapnya dan sedikit terhuyung ke belakang.
"Maaf, saya minta maaf. Sekali lagi saya minta maaf" kata orang yang menabrak dirinya.
Ara melihat seorang gadis dengan seragam sekolah sambil membungkukkan tubuhnya meminta maaf pada Ara.
"Iya gapapa, lain kali hati-hati" kata Ara
"Maaf, kamu gapapa?" tanyanya
"Tidak, kamu sendiri?"
"Saya gapapa. Yaudah kalau begitu saya permisi"
"Iya"
Bertepatan dengan perginya gadis tersebut, bunga yang ia pesan sudah jadi. Ara membayar bunga tersebut lalu pergi dari toko bunga tersebut menuju rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.