Ara menggenggam tangan Riva yang masih terpejam. Bibirnya pucat, kepalanya dibalut perban begitupun dengan kaki kirinya. Kayla masih ada bersama dengan Ara.
Ceklek.
Pintu kamar rawat Riva terbuka menampilkan ibu dan ayah Riva beserta Anin di belakangnya.
"Ya ampun nak, kenapa bisa gini?" kata Ibu khawatir
Ara langsung berdiri dari duduknya dan mempersilakan ibu Riva untuk duduk.
"Gimana bisa Riva kayak gini?" tanya Anin pada Ara
"Tanya Kayla aja, gue gatau pastinya" jawab Ara
Anin melihat ke arah Kayla, menunggu jawaban yang keluar dari mulut Kayla.
"Kata warga, Riva korban tabrak lari. Dia ke tabrak mobil waktu mau nyebrang, padahal lampu lagi merah. Dia juga jalan di zebra cross tapi entah gimana ada mobil dari arah barat yang laju terus nabrak dia. Ternyata pengemudinya mabuk. Ga cuma Riva aja yang luka, ada beberapa korban lainnya. Tapi Riva yang lumayan parah" jelas Kayla.
"Kamu ada di tempat?" tanya ayah Riva
"Ada om. Kebetulan saya berhenti di lampu merah itu om tapi jarak mobil saya sama kejadian tidak terlalu dekat jadi saya masih selamat dan bisa bawa Riva kesini" jelas Kayla lagi.
"Kamu yang bawa Riva kesini?" tanya ibu Riva
"Iya tante begitu saya tau kalau salah satu korban adalah Riva, saya langsung minta tolong untuk kasih jalan buat mobil saya. Dan langsung bawa Riva kesini"
"Terima kasih ya nak"
"Sama-sama tante"
"Ikut gue" kata Anin pada Ara.
Anin langsung keluar dari kamar rawat Riva. Sementara Ara masih berdiam diri sampai Kayla menyenggol lengannya.
"Sana samperin" kata Kayla
Ara mengangguk dan langsung bergegas keluar dari kamar rawat Riva untuk menemui Anin.
PLAK!!
Anin menampar Ara dengan keras begitu Ara sudah keluar. Ara merasakan panas di pipinya yang habis di tampar Anin.
"Lo anggap Riva apa?!" tanya Anin dengan nada tinggi
Ara hanya diam, meskipun ia tahu kemana arah tujuan pembicaraan Anin.
"Jawab gue!" bentak Anin
"Dia salah paham!" kata Ara
"Jelasin!"
"Sinta, Sinta temen gue dulu. Dia emang suka gue dan gue tau itu tapi gue ga pernah sedikit pun suka dia. Dia selalu usaha buat deket gue, entah kenapa. Pas gue sama Kayla dulu pun dia masih suka deketin gue sampe akhirnya gue dapet kabar klo dia pergi ke London. Dan gue gatau kalo dia udah pulang kesini, dengan lancangnya dia cium gue di jidat sama di pipi waktu gue lagi sama Riva. Riva salah paham, dia gamau dengerin penjelasan gue" jelas Ara panjang lebar.
"Ya lo usaha lah"
"Gue udah kerumah dia buat jelasin. Tapi apa? Dia malah minta putus. Terus gue harus apa? Mohon-mohon gitu? Gue ga kayak gitu Nin." kata Ara dengan nada mulai meninggi.
"Sorry udah nampar lo" kata Anin
"It's okay"
"Lo tau Riva masuk rumah sakit darimana?"
"Kayla, dia nelfon gue tadi"
"Mending lo pulang, besok masih sekolah. Ajak juga Kayla, biar Riva gue yang jaga" titah Anin
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.