Hari sudah sore namun Ara masih terlelap dalam tidur siangnya seorang diri di dalam kamarnya. Namun tak lama, mata indahnya mengerjap dan terbuka sempurna dengan indahnya.
Ia merenggangkan tubuhnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka. Setelah cuci muka ia keluar dari kamarnya berniat untuk mencari makanan di dapur, mengingat ia belum makan siang dan perutnya yang merengek minta untuk diisi.
Belum sampai di dapur, ia sudah mendapati pemandangan di ruang santainya.
"Lah masih pada disini? Gue kira udah pulang" monolognya saat melihat 3 sahabat ajaibnya tertidur dengan pakaian miliknya.
Namun ada satu yang menarik perhatian Ara, dimana Riva dan Anin?
Mungkin udah pulang. Pikirnya.
Ara berjalan ke arah dapur dan mendekati dapur. Diraihnya susu kotak dan sereal dengan tangannya. Lalu ia mengambil mangkuk untuk menaruh serealnya.
"Eh udah bangun" kata seseorang yang melihat Ara sedang menuang susu ke dalam mangkuk serealnya.
Ara menengok ke arah sumber suara dan mendapati Riva sedang berdiri disana. Ara tersenyum simpul kepada Riva dan menular kepada Riva.
"Laper ya?" tanya Riva mendekati Ara.
"Iya, kamu udah makan? Maaf ya, aku ngajak kesini tapi ga aku kasih makan" sesal Ara.
"Gapapa ko tadi kita delivery dan maaf kita ga beli buat kamu"
"Gapapa, bisa bikin"
"Kamu mau makan apa? Biar aku masakin"
"Emang bisa?"
"Bisa dong. Jadi kamu makan apa?"
"Aku ga mau makan dirumah"
"Terus?"
"Temenin aku makan di luar ya?" pinta Ara.
"Nanti kalo yang lainnya bangun terus nyariin kamu gimana?" tanya Riva.
"Nanti biar gue yang kasih tau mereka, kalian pergi aja" jawab Anin yang tiba-tiba ada disana.
"The best lah Anin ini. Yuk jalan sekarang?" ajak Ara.
"Aku masih pake seragam"
"Gapapa, ayo"
"Iyaudah"
"Bye Nin, mau nitip?" tanya Ara.
"Titip Riva aja jangan lecet"
"Ohh siap" jawab Ara dengan tangan yang berada di pelipis matanya, tanda hormat.
Riva dan Ara keluar dari rumah mewah milik keluarga Ara. Ara menarik lembut serta mengenggam tangan Ara menuju gerbang rumahnya.
"Ra, kita jalan kaki?" tanya Riva.
"Iya deket ko. Sekalian biar romantis, jalan berdua bergandeng tangan hahahaha" goda Ara.
"Apaan sih"
Mereka berdua menyusuri jalan menuju tempat yang Ara inginkan, sepanjang jalan mereka saling mengobrol. Membahas hal-hal yang menyenangkan.
"Tadi aku ketemu mama kamu" kata Riva.
"Terus?"
"Ngobrol dan yang paling antusias itu Fika, dia ceritain banyak hal. Dan aku sempet khawatir waktu Fika bilang kalo aku ini pacar kamu di depan mama kamu" jelas Riva.
"Ga masalah, mama aja tau dulu aku pacaran sama Kayla"
"Seriusan?"
"Iyaa, nah itu dikit lagi sampai. Ayo cepet jalannya" kata Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.