Tiga Puluh Tiga

5.1K 427 52
                                    

Ara Pov

"Ara sayang" ku dengar suara lembut menyapa indera pendengaranku.

Aku membuka mataku, mengerjapkan mataku berkali-kali membiasakan cahaya yang terlalu silau untukku. Samar-samar ku lihat seorang perempuan dengan rambut panjang tersenyum padaku.

Saat mataku terbuka dengan sempurna, aku tersenyum manis ke arah perempuan tersebut, dia cantik sama seperti pertama kali aku melihatnya. Dia cantik dan selalu cantik.

"Kay.." kataku

"Hai tukang tidur" katanya sambil terkekeh

Aku pun ikut terkekeh, ia selalu saja mengataiku dengan sebutan itu. Setidaknya itu lebih baik daripada sebutan 'kebo'.

"Ara, waktu aku ga banyak" katanya sendu

"Mau kemana?"

Dia tersenyum kembali, menambah kadar kecantikan pada wajahnya. Kayla memakai pakaian berwarna putih, cantik sekali seperti bidadari.

"Kamu kangen ga Ra sama papa sama Ala?" tanyanya sambil membenarkan rambutku

"Kangen banget" jawabku lantang

"Apa yang mau sampein buat mereka?"

"Salam, sama mereka suruh dateng ke mimpi aku. Terus mau bilang kalo aku kangen banget sama mereka"

"Nanti aku sampaikan sama mereka"

Aku mengernyitkan dahiku dan menatapnya dengan tanya, namun ia malah menyunggingkan senyum untukku.

"Mereka udah gaada Kay" kataku menjelaskan

"Aku tau ko" jawabnya

"Lalu yang kamu maksud apa?"

Lagi dan lagi ia hanya menyunggingkan senyum terbaiknya padaku, ada apa sebenarnya?

Cahaya sangat terang masuk ke dalam kamarku menyinari tubuh Kayla, ia tersenyum sambil melihat cahaya tersebut. Lalu pandangannya menoleh kembali padaku, lagi dan lagi tersenyum.

"Kamu jaga kesehatan, jangan genit udah punya pacar, terus berprestasi, banggain mama, jagain mama juga" ia berpesan

"Kamu kayak mau pergi jauh aja" kataku sambil mengucek mata

"Cintai Riva lebih dari dulu kamu mencintaiku Ra, jangan pisah lagi sama dia. Atur emosi kamu, oke?"

Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Aku pergi dulu, ikhlaskan aku pergi. Banyak orang yang sayang kamu Ra"

"Mau kemana?" tanyaku menahan lengannya.

"Menyampaikan pesanmu ke papa sama Ala"

"Kay, ga lucu"

Sesak mengusai rongga dadaku sekarang, cairan bening terasa hangat mengalir dari mataku melewati pipi.

"Don't cry sweetheart" katanya sambil menghapus airmataku.

"Jangan pergi"

"Aku harus pergi" dia melepaskan lengannya dari jeratan tanganku.

Dia berjalan melangkah mengikuti cahaya yang sangat terang tersebut, aku berlari hendak menahannya dengan cara memeluk namun aku tak bisa meyentuhnya.

"Kay.." panggilku lirih

"Aku sayang kamu" katanya setelah itu ia lenyap bersama dengan cahaya tadi.

Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang