Ara dan 3 sahabatnya saling dorong mendorong tatkala mereka semua di panggil untuk menghadap guru mereka. Hal itu bahkan terjadi sampai di depan pintu ruangan guru tersebut.
"Masuk duluan Ca, lo kan pinter" kata Ara
"Ngaca bego, pinteran lo" balas Ica
"Fik, maju lah. Lo kan pemberani" kata Ara
"Urusan beginian mah, lo aja dah. Gue mendadak jadi penakut" jawab Fika
Ara beralih menatap Putri.
"Apa? Ga ga, gue takut. Sono masuk buruan ah" kata Putri yang tahu akan tatapan Ara padanya.
Ara menghela nafasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan, merapikan seragamnya lalu berusaha menampilkan wajah santainya. Dalam hati, ia merapalkan doa-doa untuk keselamatannya dan lainnya selama di dalam.
Tok..tok..tok..
"Masuk" suara tegas milik seorang wanita terdengar.
Tubuh keempatnya seketika langsung merinding mendengar suara tersebut. Guru matematika yang juga merangkap menjadi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan itu seperti sudah siap menginterogasi keempat siswa nakalnya.
Ara memegang gagang pintu dan membukanya perlahan. Ia mengintip sedikit guna memastikan sang guru memang ada di dalam. Setelah memastikan, ia langsung masuk ke dalam ruangan tersebut diikuti oleh 3 sahabatnya.
"Permisi bu" kata Ara sopan
Keempatnya memasang senyum manis nan palsu di hadapan guru tersebut, berusaha mati-matian menetralkan debaran jantung yang semakin cepat tatkala guru tersebut berdiri dari duduknya.
"Apa kabar kalian?" tanya guru tersebut
"Baik bu" jawab keempatnya kompak
"Kompak sekali ya kalian" nilai sang guru
Guru tersebut mulai berjalan mengelilingi mereka yang berdiri dengan usaha agar tetap terus tegak berdiri.
"Kemarin kalian kemana?" tanya guru tersebut.
Tidak ada yang menjawab.
"Ara" panggil guru tersebut
"I..iya bu" jawab Ara gugup
"Kamu kemarin kemana?"
"Hmm itu bu..anu..kemarin saya" gugup Ara
"Kemana?" tanya guru tersebut sekali lagi
"Maaf bu menyela, kemarin saya dan mereka bertiga membolos sekolah. Saya mengajak mereka untuk menginap di apartemen saya dan mengajak mereka untuk menghabiskan waktu bersama sampai dini hari. Alhasil kami semua terbangun telat dan memutuskan untuk membolos sekolah saja" jelas Fika
Mendengar jawaban lancar dari mulut Fika membuat yang lainnya melongo. Jawaban Fika tak sepenuhnya berbohong. Fika menoleh pada teman-temannya langsung mengerlingkan satu matanya sambil tersenyum.
Ara dan Putri merasa jijik dengan tingkah Fika, namun berbeda dengan Ica, baginya Fika terlihat seksi."Benar seperti itu?" tanya sang guru pada sisanya
"Benar bu" jawab ketiganya kompak
"Harusnya kalian bisa menolak ajakan seperti itu. Saya tidak menerima alasan, kalian mau di hukum atau menulis poin kesalahan?" tanya guru mereka
Keempatnya menimang pilihan tersebut, keduanya adalah pilihan yang sulit.
"Hukum" jawab keempatnya kompak
Guru tersebut tersenyum penuh arti, lalu dalam hitungan detik, hukuman untuk keempat muridnya tersebut terlontar dari mulutnya.
*****
Pegal, capek, lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Fiksi RemajaKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.