Mobil Ara berhenti di depan kontrakan minimalis Riva, hatinya teriris kala melihat tempat tersebut. Ingin rasanya ia membawa Riva pulang ke rumahnya saat ini, namun ia tahu Riva akan menolaknya.
"Kamu tinggal disini sekarang?" tanya Ara
"Iyaa" jawab Riva
"Makasih" lanjut Riva
Ara diam, mengeratkan pegangannya pada stir mobil. Bahkan selama perjalanan tadi, tidak ada satu pun yang bersuara. Hanya kesunyian yang menemani perjalanan mereka.
Jangan tanya bagaimana Riva mau di antar pulang oleh Ara, yang jelas usaha takkan mengkhianati hasil. Lah.
"Um..yaudah selamat malam" lanjut Riva sambil membuka pintu mobil
"Maaf" Ara bersuara
Riva mengalihkan pandangannya pada Ara dan mengangkat satu alisnya.
"Apa?" tanya Riva
"Maaf, aku minta maaf udah pergi gitu aja dan cuma pamit lewat kertas" jelas Ara
Riva tersenyum masam, "Gapapa, udah lalu. Lagi pun aku bukan siapa-siapamu"
Ara kembali diam. Ia tidak tahu harus apa saat ini. Ia sangat ingin memeluk Riva namun ia menepis keinginannya tersebut, memangnya ia siapa sampai ingin memeluk?
"Sekali lagi makasih, malam" kata Riva lalu keluar dari mobil Ara
Saat mendengar pintu mobil tertutup, Ara mengalihkan pandangannya pada Riva yang kini berjalan masuk ke dalam kontrakannya.
"Aku merindukanmu" lirih Ara.
*****
"Ara pulang" lesu AraAra masuk ke dalam rumahnya dan di sambut oleh sang mama yang memang menunggunya sedari tadi.
"Darimana?" tanya mama dengan wajah datar
Ara melihat sang mama dan memberikan senyum tipisnya. Ia tahu mamanya sedang menahan amarah padanya.
"Cari angin" jawab Ara sekenanya
"Bukan nemuin Riva?" tanya mama
Ara menuduk dan diam, ia tak mampu menjawab.
"Sien udah masak buat makan malam khusus buat kamu dan kamu malah pulang larut begini?" kata mama
"Kamu tau? Sien bahkan belum makan karna nunggu kamu" lanjutnya
Ara mendongak lalu berjalan menuju tangga dengan maksud menghampiri Sien. Namun perkataan mama membuatnya berbelok arah.
"Sien di meja makan ga di kamar"
Ara berjalan ke meja makan dan sesampainya disana, rasa bersalah menyeruak dalam dadanya. Bagaimana ia hari ini hanya memikirkan Riva dan melupakan Sien. Bodoh.
Sien tertidur di meja makan, beberapa hidangan masih tertata rapi di meja makan. Ara duduk di kursi sebelah Riva, mengusap kepala Sien lembut sambil tersenyum tipis.
"Maafin aku" kata Ara lalu mencium puncak kepala Sien
Tiba-tiba tubuh Sien bergerak dan langsung mengangkat kepalanya dari meja makan. Ia menoleh pada Ara dan tersenyum manis seperti biasanya.
"Maaf aku ketiduran, kamu udah makan belum? Kalo belum ayo makan bareng" ajak Sien
Ara hanya memperhatikan Sien dengan tatapan bersalahnya. Mengingat kembali betapa baiknya Sien selama ini kepadanya.
"Yaahh makanannya udah dingin, aku panasin dulu ya, sebentar Ra" kata Sien setelah memegang mangkuk berisi sop ayam kesukaan Ara
Ara segera menahan tangan Sien dan menggelengkan kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Novela JuvenilKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.