Lima Puluh Tiga

4.3K 406 28
                                    

Mobil Ara berhenti di depan kontrakan minimalis Riva, hatinya teriris kala melihat tempat tersebut. Ingin rasanya ia membawa Riva pulang ke rumahnya saat ini, namun ia tahu Riva akan menolaknya.

"Kamu tinggal disini sekarang?" tanya Ara

"Iyaa" jawab Riva

"Makasih" lanjut Riva

Ara diam, mengeratkan pegangannya pada stir mobil. Bahkan selama perjalanan tadi, tidak ada satu pun yang bersuara. Hanya kesunyian yang menemani perjalanan mereka.

Jangan tanya bagaimana Riva mau di antar pulang oleh Ara, yang jelas usaha takkan mengkhianati hasil. Lah.

"Um..yaudah selamat malam" lanjut Riva sambil membuka pintu mobil

"Maaf" Ara bersuara

Riva mengalihkan pandangannya pada Ara dan mengangkat satu alisnya.

"Apa?" tanya Riva

"Maaf, aku minta maaf udah pergi gitu aja dan cuma pamit lewat kertas" jelas Ara

Riva tersenyum masam, "Gapapa, udah lalu. Lagi pun aku bukan siapa-siapamu"

Ara kembali diam. Ia tidak tahu harus apa saat ini. Ia sangat ingin memeluk Riva namun ia menepis keinginannya tersebut, memangnya ia siapa sampai ingin memeluk?

"Sekali lagi makasih, malam" kata Riva lalu keluar dari mobil Ara

Saat mendengar pintu mobil tertutup, Ara mengalihkan pandangannya pada Riva yang kini berjalan masuk ke dalam kontrakannya.

"Aku merindukanmu" lirih Ara.

*****
"Ara pulang" lesu Ara

Ara masuk ke dalam rumahnya dan di sambut oleh sang mama yang memang menunggunya sedari tadi.

"Darimana?" tanya mama dengan wajah datar

Ara melihat sang mama dan memberikan senyum tipisnya. Ia tahu mamanya sedang menahan amarah padanya.

"Cari angin" jawab Ara sekenanya

"Bukan nemuin Riva?" tanya mama

Ara menuduk dan diam, ia tak mampu menjawab.

"Sien udah masak buat makan malam khusus buat kamu dan kamu malah pulang larut begini?" kata mama

"Kamu tau? Sien bahkan belum makan karna nunggu kamu" lanjutnya

Ara mendongak lalu berjalan menuju tangga dengan maksud menghampiri Sien. Namun perkataan mama membuatnya berbelok arah.

"Sien di meja makan ga di kamar"

Ara berjalan ke meja makan dan sesampainya disana, rasa bersalah menyeruak dalam dadanya. Bagaimana ia hari ini hanya memikirkan Riva dan melupakan Sien. Bodoh.

Sien tertidur di meja makan, beberapa hidangan masih tertata rapi di meja makan. Ara duduk di kursi sebelah Riva, mengusap kepala Sien lembut sambil tersenyum tipis.

"Maafin aku" kata Ara lalu mencium puncak kepala Sien

Tiba-tiba tubuh Sien bergerak dan langsung mengangkat kepalanya dari meja makan. Ia menoleh pada Ara dan tersenyum manis seperti biasanya.

"Maaf aku ketiduran, kamu udah makan belum? Kalo belum ayo makan bareng" ajak Sien

Ara hanya memperhatikan Sien dengan tatapan bersalahnya. Mengingat kembali betapa baiknya Sien selama ini kepadanya.

"Yaahh makanannya udah dingin, aku panasin dulu ya, sebentar Ra" kata Sien setelah memegang mangkuk berisi sop ayam kesukaan Ara

Ara segera menahan tangan Sien dan menggelengkan kepalanya pelan.

Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang