Empat Puluh Delapan

4.1K 362 50
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Hari ini adalah hari kelulusan yang di nanti oleh para kelas 12, termasuk Ara dan sahabat-sahabatnya. Ballroom sekolah ramai oleh para siswa dan wali murid menunggu acara di mulai

Canda tawa memenuhi seisi ballroom namun di sudut hati mereka semua ada rasa sedih yang menyesakkan. Tak ada satu pun yang ingin merasakan sesak seperti ini.

Ara duduk di dampingi sang mama di sebelah kanannya, sementara di sebelah kirinya ada Lunar yang memasang wajah betenya.

"Nar" panggil Ara sembari menyentuh punggung tangan Lunar.

"Hm" deham Lunar tanpa mengalihkan pandangannya.

"Udah dong jangan bete, kan cuma sehari" bujuk Ara

"Ga betah pake kebaya, kain, make up tebel begini" oceh Lunar

"Iya-iya paham, tapi ya jangan bete terus lah. Sehari doang Nar, gak lagi"

"Yaudah iya"

"Nah gitu dong" kata Ara sambil tersenyum

Pandangan Ara lalu jatuh pada gadis yang duduk tak jauh darinya, meskipun terhalang oleh yang lainnya, ia masih bisa dengan jelas melihatnya. Disana, Riva terduduk di antara ibu dan ayahnya. Cantik, itu yang Ara pikirkan. Riva sangat cantik hari ini dengan balutan kebaya berwarna tosca dengan make up yang menambah kesan cantik pada Riva. Ah tanpa make up pun dia cantik, batin Ara.

"Masih aja di liatin nanti tiba-tiba nangis, hancur dah tuh make up" sarkas Lunar

"Ish liat aja lagi" misuh Ara

"Gua punya mata"

Ara memilih untuk tidak menanggapi perkataan Lunar.
Acara di mulai, pembawa acara mengambil alih acara. Berbagai sambutan telah tersampaikan, riuh tepuk tangan sudah beberapa kali terdengar, tawa ceria menggemakan seisi ballroom. Kini saatnya Ara menaiki panggung memberikan kesan pesan sekaligus mendapat penghargaan sebagai murid terbaik tahun ini.

Dengan langkah anggun di sertai senyum cantik yang mengembang menghiasi wajah cantiknya, ia naik ke atas panggung di sambut kepala sekolah yang mengalungkannya medali serta saling berjabat tangan. Ara berdiri di balik podium, mengambil nafasnya dan mengembuskannya perlahan. Suara riuh tepuk tangan sudah berubah menjadi keheningan.

"Selamat pagi" ucap Ara

"Pagi" jawab seisi ballroom

"Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas ijin-Nya lah kita semua bisa hadir pada hari ini dalam rangka acara wisuda kelulusan"

Suara tepuk tangan kembali mengisi ballroom.

"Mau bilang terima kasih kepada guru-guru yang selama hampir 3 tahun dengan sabar mengajar kita semua disini sampai pada hari ini adalah hari puncak kita berada di sekolah ini bersama-sama. Terima kasih atas ilmu yang di berikan, waktu yang di luangkan serta energi yang di kerahkan. Terima kasih kepada teman-teman yang selama hampir 3 tahun ini selalu saling dukung, especially for my best friends, Fika, Ica, Putri, Lunar and my new friends, Anin and...." perkataan terjeda.

".....Riva. And big thanks for my mommy, makasih atas doa, dukungan serta nasehat yang di berikan. Love you mom. Dan saya juga mau minta maaf jika selama ini saya berbuat salah baik dalam perkataan atau perbuatan, di maafin ga?" lanjut Ara

"Enggaaaa"
"Iyaaaa"

Dua jawaban berbeda di utarakan untuk menjawab pertanyaan Ara.

"Gimana sih ga kompak ah, ada yang jawab engga ada yang jawab iya" protes Ara dengan candaanya.

Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang