Ara dan Riva masih saling tatap satu sama lain, baik Riva maupun Ara tak ada yang bergerak sedikitpun dari tempatnya. Sampai pada akhirnya, suara lonceng terdengar dan....
"Ra, lama banget"
Ara mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggil namanya. Sien berdiri sambil menjinjing jaketnya. Sien menghampiri Ara.
"Hai Van, sehat?" tanya Sien pada Vanda saat melihat Vanda di belakang Ara
"Sehat ka, kakak?" tanya Vanda balik
"Sehat, lebih sehat pas ada Ara" kata Sien sambil tersenyum pada Ara
Ara tersenyum balik pada Sien meskipun senyum canggung.
"Ayo pulang" ajak Ara pada Sien
"Balik dulu ya Van" pamit Sien pada Vanda
"Iya kak, hati-hati"
Sien menggandeng tangan Ara, menggenggam lembut jemari Ara. Ara pun membalas genggaman tersebut. Keduanya berjalan melewati Riva yang masih terpaku, bedanya Ara membisikkan satu kalimat yang membuat jantung Riva kembali berdetak tidak karuan. Kalimat yang terdengar...
"I miss you"
*****
Ara masuk ke dalam rumah bersama Sien dan langsung di sambut oleh senyuman oleh mama Ara. Ara langsung berlari memeluk sang mama erat."Maaf, Ara baru berani pulang" bisik Ara
"It's okay" kata mama Ara sambil mengusap punggung Ara
Sien yang melihat temu haru ibu dan anak itu, turut merasa senang. Ia tersenyum melihat keduanya.
"Ara ketemu dia ma" adu Ara
"Gak usah di pikirin, biarin aja"
Ara menganggukkan kepalanya, kemudian ia melepaskan pelukkannya pada sang mama lalu beralih melihat Sien.
"Ini Sien, cantik kan?" kata Ara memperkenalkan Sien
"Cantik, sangat cantik" puji mama
Sien menghampiri mama Ara, menyalami tangannya lalu memeluknya.
"Tante gak kalah cantik, apalagi anak tante. Makasih tante udah lahirin Ara" kata Sien
"Bisa aja kamu hahaa"
Sien melepas pelukkannya dan memberikan senyum manisnya pada mama Ara.
"Sehat tante?" tanyanya
"Sehat sayang, yuk ngobrol sambil duduk" ajak mama
"Um..Ara ke kamar duluan ya" pamit Ara
"Ohh yaudah, makan siang turun ya" pesan mama
"Iya ma"
Ara berjalan menaiki tangga menuju kamarnya sementara Sien duduk mengobrol dengan mama Ara.
Ara menghempaskan tubuhnya di atas kasur, memijit pelan kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sakit. Seketika ia ingat pertemuannya dengan Riva tadi setelah 3 tahun.
Tubuhnya yang lelah memaksanya untuk memejamkan mata agar kembali bertenaga saat membuka kembali matanya. Perlahan ia memejamkan matanya dan tertidur.
*****
Sien membuka pintu kamar Ara dan melihat Ara yang masih tertidur pulas di balik selimut. Sien mendekati Ara, duduk di tepi kasur Ara memindahkan anak rambut yang menghalangi wajah Ara."Ri..va" ngigo Ara
Sien sudah tidak heran jika Ara mengigau menyebut nama Riva. Ini bukan kali pertama ataupun kedua untuk Sien. Hampir setiap malam Ara mengigau seperti itu dan hampir setiap malam Ara mendapat mimpi buruk yang Sien dengan senang hati memeluk Ara, menenangkan Ara, mengusap rambut Ara serta mengatakan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.