Previous
Ara hanya tertawa pelan melihat Fika yang kesal seperti itu. Niatnya memang hanya untuk menghibur Fika saja. Sampai perkataan dari Fika selanjutnya sukses membuat dirinya bungkam tak percaya.
"Gue mau putus aja"
----------
Ica berjalan menuruni anak rumahnya dengan santai, kondisinya sudah sangat jauh lebih baik dari kemarin.Di meja makan sudah ada kedua orangtuanya yang tengah sarapan, ia mengambil dua lembar roti yang tersedia dan meminum susunya hingga tandas.
"Ica berangkat dulu ya pa, ma." pamitnya pada kedua orangtua sambil menyalami tangan kedua orangtuanya jua.
"Buru-buru banget" kata mama Ica
"Iya, mau jemput Ara"
"Ara atau Fika?" giliran sang papa yang bertanya.
Ica menatap papanya malas, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan menunjukan pesan dari Ara yang memang memintanya untuk menjemput.
"Dah ya, Ica berangkat" kata Ica lalu keluar dari rumahnya.
Ia langsung memasuki mobilnya dan menjalankannya menuju rumah Ara yang tak jauh dari rumahnya.
Saat di tengah perjalanan, ponselnya berbunyi. Satu nama tertera di layar ponselnya, ia langsung mengangkat telfon tersebut dan menloudspeaker nya.
"Apaan sih Ra?" ketus Ica
"Dimana lo? Lama bener dah"
"Udah numpang, bawel lagi"
"Dimana lo?"
Bertepatan dengan itu pula, Ica sampai di depan rumah Ara.
"Depan rumah lo, cepetan keluar ntar Fika nunggu kelamaan"
"Sungguh aku takkan peduli" jawab Ara sambil menyanyikan lirik tersebut.
"Gue tinggal nih" ancam Ica
"Ini gue udah buka pintu, sabar"
"Pintu kamar?"
"Iya, tau aja lo kampret hahaha"
"Hitungan 5 lo ga muncul depan muka gue, gue tinggal. Satu..."
"Ehh iya-iya" pekik Ara
Ica terkekeh sebentar karenanya, bisa ia pastikan saat ini Ara tengah menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Sementara sambungan telfon sudah terputus.
"Dua.." hitung Ica lanjut di dalam mobil.
"Tiga"
"Em...pat"Pagar rumah Ara terbuka menampilkan Ara yang terburu-buru menutup kembali pagarnya. Ara langsung berlari menuju mobil Ica, sementara Ica sudah tertawa terbahak-bahak.
"Lim.."
BRAK.
"Ma.. Pas banget" kata Ica saat pintu mobilnya tertutup dan segera menjalankan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Novela JuvenilKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.