Sebuah mobil terparkir dengan mulus di depan toko bunga. Gadis dengan wajah cantik rupawan, tinggi semampai keluar dari dalam mobil. Buru-buru ia masuk ke dalam toko dan di sambut oleh para pegawainya.
Sienna, itu namanya.
"Vanda udah dateng?" tanyanya pada salah satu pegawainya
"Udah ka, ada di taman belakang"
"Yaudah, makasih ya"
Ia langsung ke taman belakang dan disuguhkan pemandangan cantik berbagai macam jenis bunga. Sien mengedarkan pandangannya mencari Vanda. Tak butuh waktu lama, Sien menemukannya.
"Vanda" tegurnya
"Eh? Iya ka. Pagi" sapa Vanda sedikit terkejut dengan kehadiran Sien
"Pagi" balas Sien disertai senyuman
"Ada apa ka?"
"Nothing. Hanya ingin bertemu denganmu" jawab Sien
Vanda menatap Sien, menyelidik apakah Sien berbohong atau tidak. Nihil. Sien susah ditebak.
"Duduk ka, aku ga yakin kakak cuma mau ketemu aku" jawab Vanda
Keduanya duduk di bangku yang tersedia disana. Sien diam, Vanda pun ikut diam. Keduanya dekat sudah lama, semenjak Vanda bekerja disini. Banyak hal yang Vanda tahu tentang Sien, begitupun sebaliknya.
"Ara..." Sien menggantungkan ucapannya
"Ada apa dengannya?"
Sien membuang nafasnya kasar, ia menekan jutaan rasa sakit dibalik ketenangannya saat ini.
"Menurutmu, apakah aku harus melepaskannya dan membantunya mendapatkan Riva lagi?" tanya Sien
Sudah dibilang, Vanda tahu semuanya. Vanda tahu tentang Sien dan lingkup yang ada disekitarnya.
"Kenapa?" tanya Vanda balik
"Dia..dia tidak bahagia denganku. Dalam tidurnya hanya ada nama Riva yang disebutnya" jelas Sien
"Bersabarlah," hanya itu yang mampu Vanda katakan
"Aku siap melepaskannya"
"Kakak ini ngomong apa? Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Dan kakak mau melepaskannya begitu aja? It's not funny. " murka Vanda
"Lantas apa yang harus ku lakukan? Ara mencintai Riva dengan sangat dan ku yakin Riva pun begitu"
"Yakinkan dia, buat dia mencintaimu, itu tugas kakak. Aku permisi"
Vanda meninggalkan Sien yang masih terduduk pilu. Memikirkan segalanya, cintanya rumit. Terkadang ia bisa merasakan jika Ara mencintainya namun semua akan sirna dalam sekejap dan membuat dirinya yakin bahwa Ara belum mencintainya, atau tidak akan mencintainya.
*****
Ara asik berkutat dengan game diponselnya sampai saat pintu kamarnya terbuka, ia melirik sekilas siapa yang datang.Sien masuk ke dalam kamar, menaruh tas slempangnya dan berjalan begitu saja menuju kamar mandi tanpa menyapa Ara lebih dulu. Ara yang menyadari perubahan Sien langsung mengakhiri permainannya. Ia menunggu Sien keluar dari dalam kamar mandi.
Tak lama kemudian Sien keluar, wajahnya sedikit basah yang bisa Ara tebak jika Sien mencuci mukanya. Sien naik ke atas kasur, menyelimuti dirinya dan memunggungi Ara.
Ada apa dengannya. Batin Ara bertanya
Ara mendekat pada Sien, memeluk tubuh ramping Sien dari belakang. Tak ada penolakan dari Sien, Ara mengecup pundak Sien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.