Tiga Puluh Enam

4.9K 419 28
                                    

Seorang gadis masih meringkuk di dalam selimutnya meskipun jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi.

Sementara itu, mobil mewah terparkir mulus di depan rumah gadis yang masih tidur. Tanpa babibu, pemilik mobil tersebut keluar dari mobilnya lalu memencet bel rumah yang ia datangi. Seragam sekolah melekat di tubuhnya.

Ting..tong..

"Permisi" katanya

Tak lama, pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum kepadanya.

"Eh Fika, ayo masuk"

"Iya tante hehe"

Fika masuk ke dalam rumah tersebut tanpa canggung, ini bukan pertama ataupun kedua kalinya ia kesini. Bahkan sudah beberapa kali ia menginap disini.

"Ica belum bangun, daritadi tante bangunin ga bangun-bangun" kata wanita paruh baya tersebut yang tak lain adalah ibu kandung Ica.

Fika mengernyitkan dahinya saat mendengar penuturan kata dari mama Ica. Tak biasanya Ica seperti ini, pikirnya.

"Yaudah, biar aku aja yang bangunin" kata Fika sopan

"Yasudah, nanti sarapan ya"

"Iya tante"

"Tante tinggal dulu ya"

Fika menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Sepeninggalnya mama Ica, Fika langsung berjalan menuju kamar Ica.

Di ketuknya pintu kamar Ica berkali-kali namun pintu tersebut tak kunjung terbuka.

Tumben, biasanya langsung di buka.

Fika membuka pintu kamar Ica dengam perlahan, kali ini ia bisa melihat adanya gundukan di balik selimut.

Ia masuk ke dalam kamar dan menutup kembali pintu tersebut. Di hampirinya Ica yang masih terlelap dalam tidurnya namun raut wajahnya gelisah.

"Icaa" tegur Fika lembut

Fika duduk di kasur Ica, memperhatikan kekasihnya dengan heran. Di usapnya pipi Ica dengan lembut namun Fika merasa tubuh Ica panas. Di sentuhnya dahi Ica dan leher Ica guna mempertegas yang ia rasa. Kekasihnya sakit, itu yang Fika simpulkan.

"Ica, bangun sayang" kata Fika sambil menepuk pipi Ica pelan.

"Hm" gumam Ica

"Bangun dulu, buka matanya" titah Fika

Perlahan kelopak mata Ica terbuka, berkali-kali ia mengerjapkan matanya guna memperbaiki penglihatannya. Ia tersenyum saat melihat wajah Fika.

"Kamu sakit" kata itu terlontar dari mulut Fika

"Aku? Sehat ko" elak Ica

"Apaan sehat sih? Badan kamu panas banget ini" terang Fika

Ica mengecek suhu tubuhnya sendiri dengan memegang keningnya lalu tersenyum kepada Fika.

"Apa senyum-senyum?" ketus Fika

"Gapapa, kamu cantik" goda Ica

"Bodoamat" ketus Fika lagi

Ica hanya terkekeh, sebenarnya ia tahu jika ia tubuhnya sedang tidak fit. Dan sebenarnya ia tidak berharap jika Fika ada disini saat ini, raut wajah khawatir tercetak jelas di wajah Fika meskipun Fika ketus padanya.

Fika mengeluarkan ponselnya dari dalam saku seragamnya. Ia membuka group chat bersama sahabat-sahabatnya yang kini bertambah dengan adanya Lunar, Anin dan Riva.

GaPernahJelas.com

Guys.

Putri : oit

Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang