Hari ini Ara kembali bersekolah, di dalam mobil menuju sekolahnya, ia bersenandung ria mengikuti lagu yang terputar pada radio.
Jalanan cukup padat pagi ini namun tak menyurutkan semangatnya untuk bersekolah. Baginya, sekolah adalah penjara terindah selama hidupnya.
Mobilnya berhasil melewati lingkup padat jalanan ibu kota dan langsung menambahkan kecepatan untuk sampai di sekolah sebelum bel berbunyi.
Mobil Ara terparkir dengan mulus di halaman parkir sekolahnya. Ia langsung keluar dari mobil dan berjalan menuju kelasnya.
Sepanjang koridor sekolah, bukan hal baru bagi Ara bila di sapa banyak orang. Ara pun dengan ramah membalas sapaan dari mereka.
Ara langsung masuk ke dalam kelasnya dan duduk di samping Putri yang memang itu adalah tempat duduknya.
"Pagi Ra" sapa 3 sahabatnya
"Pagi"
"Hari ini pulang cepet, lo udah tau?" tanya Fika
"Belum. Emang ada apaan?" heran Ara
"Katanya sih mau ada rapat guru gitu"
"Baguslah"
"Nonton yuk" ajak Ica
"Males" respon Ara
"Yaahhh lo mah ga asik Ra"
"Emang. Gue ngantuk, ntar bangunin ya klo ada guru masuk"
"Oke" kata ketiganya.
Ara pun menelungkupkan wajahnya pada lipatan kedua lengannya. Mengatur nafasnya dan mulai menjelajahi mimpi.
*****
"Gabut ya sekolah begini" keluh Fika"Banget" sahut Ara
Ara dan lainnya kini sedang berada di kantin sekolah, surga dunia pelajar yang menguras dompet dan kantong.
Ara sedari tadi hanya mengaduk-aduk minumannya sambil menopang wajahnya dengan satu tangannya. Sesekali ia melihat ke arah jam tangannya, berharap bel panjang berbunyi.
"Lama banget dah. Gue aja yang mencet tuh bel lah" kata Ara frustasi
"Santai sis" redam Putri
"Put, bidadari lo tuh" kata Ica
"Yaudah biarin aja"
"Anin, Riva" panggil Fika sengaja
Putri hanya menghela nafasnya kasar sedangkan Ara hanya melirik Anin dan Riva yang berjalan ke arah mejanya.
"Hai" sapa Anin
"Hai" balas Ica dan Fika.
"Ini berdua kenapa?" tanya Anin sambil menunjuk Ara dan Putri bergantian.
"Gatau, padahal tadi Putri nyuruh kita manggil kalian" kata Fika
"Apaan. Lo sendiri yang manggil, gue diem aja" elak Putri
"Kalian duduk aja dulu" Ara membuka suara.
Riva duduk tepat di hadapan Ara dan Anin duduk tepat di hadapan Putri.
"Kamu kenapa?" tanya Riva lembut pada Ara
"Gapapa, bete aja. Ini kapan pulang sih?" kata Ara
"Sabar. Bentar lagi juga bel"
"Gimana nanti kita jalan?" usul Anin
"Kita bertiga mau, Ara engga" jawab Putri
"Betul" kata Fika
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbang Berbalas GXG [COMPLETE]
Teen FictionKetika menunggu menjadi hal menyakitkan namun usaha tak mengkhianati, menunggu pun menjadi hal menyenangkan pada akhirnya. Ketika itu pula, perasaanku Imbang Berbalas.